Mohon tunggu...
Arkan RayagungRohmana
Arkan RayagungRohmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - MENYAMPAIKAN

Produktifkan diri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hal yang Dibutuhkan Remaja di Masa Transisi Menuju Dewasa

3 Desember 2021   19:53 Diperbarui: 3 Desember 2021   20:06 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tulisan ini disampaikan dari sudut pandang remaja yang sedang menjalani masa transisi menuju dewasa. 

Setiap kehidupan manusia tidak terlepas dari yang namanya umur. Menurut KBBI umur merupakan waktu manusia dalam menjalani hidup. Umur ini cukup misterius karena semuanya tidak tau mengenai umur mereka dalam kehidupan ini. Sebagian besar manusia menginginkan hidup yang lama dan memiliki umur panjang. Banyak juga cara untuk mengusahakan hal tersebut meskipun semuanya kembali kepada takdir.

Berbicara mengenai kehidupan dan umur. ada beberapa fase yang akan dilewati oleh setiap manusia dalam menjalani masa hidupnya. Fase itu dimulai dari anak-anak kemudian berlanjut menuju remaja dan dewasa lalu berada di puncaknya yaitu masa tua dimana urusan dunia mungkin sudah tidak lagi begitu penting. 

Masa Anak-anak untuk sebagian besar manusia merupakan hal yang sangat menyenangkan dan paling menarik, dimana pada saat itu jiwa yang polos, karakter yang belum terbentuk dan tanggung jawab yang belum menjadi tanggungan sungguh indah. tidak ada beban sama sekali. Banyak waktu diselesaikan untuk bermain dan mengetahui hal baru yang cukup mendasar. 

Setelah riang dan gembiranya masa anak-anak, manusia akan menghadapi masa remaja. dimana saat itu terjadi perubahan pada hormon dan pertumbuhan fisik disertai berubahnya pola pikir. Pada masa ini manusia sangat berkeinginan tinggi untuk mengetahui jati diri yang sebenarnya. Tidak sedikit remaja yang gagal dalam menjalani kehidupannya dikarenakan faktor tertentu. Pada masa ini juga Manusia mulai dituntut untuk bisa mengambil keputusan sendiri. untuk saya pribadi masa remaja ini cukup menyenangkan dan tidak terlalu banyak beban yang dipikirkan.

Inti dari Pembahasan yaitu mengenai masa transisi dari remaja menuju dewasa. Dimana umur itu kisaran 18 sampai 22 tahun. Pada masa ini sesungguhnya manusia akan dihadapkan terhadap hal-hal baru yang diluar dugaan, kenyataan yang terkadang menyesakkan dan ada juga takdir yang tidak sesuai keinginan. Bagi sebagian orang mungkin masa ini terlewati begitu mudah karena mereka memang punya previlage dan takdir yang sesuai harapan. 

Namun buat sebagian lainnya masa transisi ini begitu berat karena harus menerima kenyataan-kenyataan yang diluar ekspektasi. Banyak sekali yang putus harapan dikarenakan cita-citanya tidak tercapai. sebenarnya bukan tidak tercapai, mungkin belum waktunya saja. Pada masa ini juga terjadi beberapa perubahan, salah satunya gengsi yang makin meningkat. 

Gengsi itu tidak hanya dalam barang mewah ataupun kendaraan yang terbaru. Melainkan gengsi terhadap apa yang sedang mereka jalani. Misalnya seperti ada sebuah perkumpulan remaja transisi dimana dalam perkumpulan itu terdapat beberapa orang yang memiliki keberuntungan berbeda, salah satu dari mereka sangat menginginkan diterima PTN namun tidak masuk atau misal diterima namun bukan PTN unggulan, disana bakal terasa sekali gengsi antar teman. Bahaya dari fenomena tersebut adalah mengenai kesehatan mental individu itu sendiri. 

Banyak sekali yang kami butuhkan sebagai remaja transisi ini untuk menjalani hidup. Peran terbesar memang kembali lagi kepada lingkungan sekitar. Semakin sehat pertemanan maka akan semakin sehat juga mental orang tersebut. Selain itu, orang tua juga sangat berperan penting dalam membimbing dan menemani anaknya pada masa transisi ini. Orang tua yang kami harapkan adalah orang tua yang membebaskan pilihan terhadap anaknya disertai bimbingan yang tepat. 

Mereka yang membutuhkan support harus didukung dengan keluarga yang harmonis dimana keluarga tersebut tidak menambah beban terhadap anak. Mental anak tidak bisa dipukul rata, ada yang kuat dan ada juga yang lemah. Disinilah peran keluarga dan lingkungan untuk mensupport mereka yang mengalami kesulitan dalam masa transisi ini. Bagaimanappun juga kesehatan mental tidak kalah pentingnya daripada kesehatan fisik.

Saya harap untuk para orang tua atau pun yang membaca artikel ini supaya lebih peka lagi terhadap sekitar, tingkatkan lagi kepeduuliannya. Terkhusus untuk yang sedang mengalami di fase yang sama ini saya harap tetap semangat dan kuat. Semua akan terlewatkan. Tetap positif dan carilah lingkungan yang sehat demi terjaganya kesehatan mental. Proses pendewasaan tidak mudah. Semua akan beruntung pada waktunya. Terimakasih, semoga kabar baik selalu menyertai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun