Mohon tunggu...
arjun maida
arjun maida Mohon Tunggu... Psikolog - single

cari pasangan

Selanjutnya

Tutup

Money

Hasil Panen Cengkeh di Tretep Menurun Drastis Akibat Virus

22 Februari 2021   23:14 Diperbarui: 22 Februari 2021   23:40 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Temanggung- Hasil panen cengkih Kecamatan tretep temangguang turu n 30 persen-40 persen sejak 2018. Padahal, sebelumnya tretep menjadi penghasil cengkih yang berkwalitas dan salah satu tertinggi di Kabupaten temanggung.

"Sebelumnya, satu pohon cengkih di tretep sini bisa menghasilkan satu kuintal cengkih setiap panennya, tapi sejak kurang lebih tahun 2017 satu persatu pohon cengkeh mati karna terserang virus", kata mas zhikin 28th salah satu anggotan kelompok tani di desa simpar.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian, Dwi Heru Widodo, mengatakan turunnya hasil panen cengkih disebabkan terkena virus jamur pembuluh kayu yang menyebabkan pohon cengkih mati.

Pohon cengkih yang terkena virus, daunnya rontok dan ranting pohon menjadi kering. Proses penyebaran virus di setiap pohon tidak lama yakni hanya dalam waktu satu hingga tiga bulan. Namun, daun cengkih bisa langsung habis. Setelah terkena virus, pohon cengkih bisa pulih tapi juga bisa mati.

"Rata-rata yang terkena virus itu daerah yang lebih tinggi, seperti Desa simpar, tlogo, dan kembang arum. Tiga desa tersebut berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan air laut. Jadi lebih menyerang yang daerah lembab," kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (26/2/2020).

Dia memaparkan ada penanggulangan terkait hal itu yakni dengan mengerok batang pohon, kemudian ditabur bubur Bordo atau Bordeaux. Hal itu untuk mencegah jamur yang menempel di batang pohon.

"Salah satu penyebab mudah terkena virus itu rata-rata yang menanamnya terlalu rapat, kurang renggang. Jika terlalu rapat didukung dengan kondisi lembab, jamur akan mudah tumbuh," terang dia.

zhikin menjelaskan, saat ini rata-rata petani setempat beralih menanam kopi dan sengon. Petani sekaligus pengepul cengkeh, pak huda, warga Dusun simpar, tretep, mengatakan cengkih miliknya hampir mati semua sejak empat tahun lalu. Padahal harga cengkih tinggi yakni basah Rp30.000 per kg, serta cengkih kering bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp150.000 per kg.

"Sebagai penebas cengkih, dulu sekali panen bisa mencapai 5 ton, sekarang hanya 1 tonpun tak sampai, jadi hampir 75 persen penurunannya. Sebagai pengganti saat ini saya menanam kopi, merica dan tanaman empon-empon," kata dia. (AMA/PNJ)

Rt 06/Rw 01 Desa simpar , Kec.tretep , Kab. temanggung.

Keadaan sosial : saling menghargai dan toleransi di desa simpar sangat di junjung tinggi. sehingga interaksi sesama warga terjalin sangat baik dan selalu mendahulukan gotongronyong di setiap situasi, meski dari latar belakang sosial ekonomi, pangkat dan keragaman agama yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun