Mohon tunggu...
ari wais
ari wais Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

teruslah berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Perilaku Pendiri Muhammadiyah yang Harus Diterapkan dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

29 November 2021   09:35 Diperbarui: 29 November 2021   09:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyakit virus corona (COVID-19) ialah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan mengalami sakit parah dan memerlukan bantuan medis. Kasus COVID-19 di Indonesia diawali dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma & Amigos, Jakarta. 

Peserta acara tersebut bukan hanya warga negara Indonesia saja, tetapi juga warga negara asing atau internasional, termasuk warga Jepang yang menetap di Malaysia. Lalu 2 orang pertama di negara Indonesia terjangkit virus tersebut yang diduga ditularkan oleh warga jepang tersebut. 

Saat ini pandemi virus covid 19 sudah berjalan sekitar hampir 2 tahun dan sudah cukup banyak merenggut korban jiwa. Hal tersebut membuat masyarakat takut dan pesimis melawan pandemi ini karena memang pandemi covid 19 ini mengakibatkan banyak sektor terdampak, salah satunya ekonomi. Karena banyak masyarakat yang awalnya memiliki pekerjaan tetap namun karena pandemi ini mereka harus kehilangan pekerjaan. 

Muhammadiyah saat ini mampu menjadi contoh dalam membangun kesadaran kepada warganya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ini terbukti dalam perannya yang strategis di dalam membangun dan menghasilkan kesadaran terhadap persoalan pandemi ini. Bagi Muhammadiyah, Covid-19 merupakan bencana yang perlu ditangani bersama. Covid-19 adalah kejadian luar biasa yang harus segera dilakukan pencegahan dan tindakan secara sungguh-sungguh, masif, dan terkoordinasi baik. 

Oleh karena itu muhammadiyah telah membantu masyarakat dengan membentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). MCCC terus bergerak membantu negeri dalam tajuk ta'awun untuk negeri. Ta'awun telah menjadi spirit Muhammadiyah sejak kelahirannya. Sebagai spirit bersama, ta'awun telah menggerakkan seluruh potensi untuk membantu Negara Indonesia ini. Melalui MCCC, Muhammadiyah bergerak mulai dari ranting (tingkat desa) hingga pusat. Kebijakan dimulai dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membentuk struktur organisasi, dan kemudian berkembang di jejaring Persyarikatan hingga tingkat desa. 

Sebagai organisasi yang umurnya lebih tua daripada republik ini, Muhammadiyah bergerak membantu masyarakat sampai tingkat rukun tetangga (RT). Salah satu contoh kecil yang nyata yang dilakukan muhammadiyah adalah melakukan penyemprotan disinfektan di rumah-rumah ibadah dan pembagian sembako bagi sebagian masyarakat yang membutuhkan.

Pendiri Muhammadiyah bernama Muhammad Darwis sebelum akhirnya berganti nama menjadi KH Ahmad Dahlan adalah orang yang sangat optimis dalam menjalankan suatu pekerjaan. KH Ahmad Dahlan pernah dianggap orang kafir saat berniat menyebarkan nilai agama islam yang benar sesuai syariat yang ada. Pada saat itu di daerah kauman di Daerah Istimewa Yogyakarta masih menjalankan syariat agama islam yang salah alias mencampurkan islam dengan budaya jawa atau biasa disebut kejawen. Hal yang diperjuangkan oleh KH Ahmad Dahlan ialah membenarkan yang salah. 

Pertama kali beliau ingin mengarahkan kiblat masjid besar yang sebelumnya salah karena pada saat itu kiblat masjid besar kauman menghadap ke arah afrika lalu diubah ke arah barat yakni ke arah mekkah atau ka'bah. 

Langkah kontroversial KH Ahmad Dahlan ingin mengubah arah kiblat pun mengundang pertentangan dari penduduk Kauman, Yogyakarta dan tentu saja penolakan keras dari Kyai-Kyai disana. Ajarannya pun dianggap sesat dan berakhir dengan dirobohkannya surau miliknya.Sempat putus asa dengan reaksi saudaranya sesama muslim (memperlihatkan dia masih manusia biasa), di bantu dengan dukungan keluarga, Dahlan kembali bangkit dan meneruskan ajarannya demi kebaikan umat.

Sikap optimisme dari pendiri muhammadiyah ini harus kita terapkan dalam menghadapi pandemi covid 19. Berbagai manfaat bila kita memiliki pikiran yang positif dan memiliki sifat optimis , yakni dapat meningkatkan imun serta membuat proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Selanjutnya, Beliau menuturkan bahwa tidak sulit untuk berpikir positif. 

Berbagai tindakan sederhana dapat dilakukan untuk merangsang kebahagiaan yang mampu membuat orang lain berpikir positif, diantara lain dengan tepuk tangan, bernyanyi, maupun tersenyum. Kondisi pandemi yang terjadi memang mengakibatkan munculnya dampak negatif tidak hanya pada sektor ekonomi tetapi juga pada sektor kesehatan. Namun, dibalik hal itu, masih ada hal yang baik yakni pandemi Covid-19 tidak berdampak signifikan terhadap krisis sosial, politik, dan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun