Ikatan kimia merupakan gaya tarik-menarik yang mengikat atom-atom untuk membentuk molekul atau senyawa. Fenomena ini menjadi dasar dari semua reaksi kimia dan pembentukan materi di alam semesta. Tanpa adanya ikatan kimia, atom-atom akan tetap terpisah dan tidak dapat membentuk struktur kompleks yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Atom Membentuk Ikatan?
Atom cenderung membentuk ikatan kimia untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil. Prinsip dasar yang mengatur hal ini adalah aturan oktet, dimana atom berusaha memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, mirip dengan konfigurasi gas mulia yang sangat stabil. Untuk mencapai kestabilan ini, atom dapat melepaskan, menerima, atau berbagi elektron dengan atom lain.
Energi ikatan juga memainkan peran penting dalam pembentukan ikatan. Ketika atom-atom membentuk ikatan, energi sistem menurun, sehingga menghasilkan struktur yang lebih stabil dibandingkan atom-atom yang terpisah. Semakin kuat ikatan yang terbentuk, semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya.
Jenis-jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia dapat diklasifikasikan berdasarkan cara atom-atom berinteraksi untuk mencapai kestabilan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai berbagai jenis ikatan kimia:
1. Ikatan Ion (Ikatan Elektrokovalen)
Ikatan ion terbentuk melalui proses transfer elektron dari atom logam kepada atom non-logam. Dalam proses ini, atom logam yang memiliki energi ionisasi rendah akan melepaskan elektron valensinya untuk mencapai konfigurasi gas mulia, sehingga membentuk ion positif atau kation. Sebaliknya, atom non-logam yang memiliki afinitas elektron tinggi akan menerima elektron tersebut dan membentuk ion negatif atau anion. Ion-ion yang terbentuk kemudian saling tarik-menarik karena gaya elektrostatik yang kuat antara muatan berlawanan. Contoh dari ikatan ion ini yaitu NaCl (Natrium Klorida), MgO (Magnesium Oksida) dan CaF2 (Kalsium Fluorida). Berikut merupakan contoh benpembentukan NaCl:
Senyawa ionik memiliki karakteristik yang khas, seperti titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kuatnya gaya elektrostatik antar ion. Mereka juga dapat larut dengan baik dalam pelarut polar seperti air, dapat menghantarkan listrik dalam bentuk larutan atau lelehan, namun bersifat rapuh dan mudah pecah ketika mendapat tekanan mekanik.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terbentuk ketika dua atau lebih atom berbagi pasangan elektron untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil. Berbeda dengan ikatan ion yang melibatkan transfer elektron, ikatan kovalen melibatkan pemakaian bersama elektron yang berada di antara inti-inti atom yang berikatan.
Jenis-jenis Ikatan Kovalen
A. Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah jenis ikatan kovalen yang paling sederhana, dimana dua atom berbagi satu pasangan elektron. Dalam representasi struktur Lewis, ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus (-) yang menghubungkan kedua atom. Contoh umum ikatan kovalen tunggal dapat ditemukan pada molekul hidrogen (H-H), dimana dua atom hidrogen berbagi satu pasangan elektron, atau pada molekul hidrogen klorida (H-Cl), serta ikatan karbon-hidrogen (C-H) yang sering dijumpai dalam senyawa organik. Ikatan tunggal umumnya memiliki kekuatan ikatan yang relatif lemah dibandingkan ikatan rangkap, namun memberikan fleksibilitas rotasi yang tinggi pada molekul. Berikut merupakan contoh pembentukan HCl:
Pembentukan HCl (Sumber : https://kimlemoet.wordpress.com/2013/11/10/ikatan-kimia-kelas-x/)
2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Ikatan kovalen rangkap dua terbentuk ketika dua atom berbagi dua pasangan elektron, sehingga menciptakan ikatan yang lebih kuat dibandingkan ikatan tunggal. Ikatan ini disimbolkan dengan dua garis sejajar (=) dalam struktur Lewis. Salah satu contoh dari ikatan kovalen rangkap dua yaitu pembentukan O2: