Mohon tunggu...
Arista DewiPutri
Arista DewiPutri Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA SEJARAH

MAHASISWA PRODI SEJARAH UNIVERSITAS INDRAPRASTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberontakan Andi Azis

12 April 2021   14:01 Diperbarui: 12 April 2021   14:06 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah Penyerahan Kedaulatan (Souvereniteit Overdracht) pada tanggal 27 Desember 1949, dalam negeri Republik Indonesia Serikat mulai bergelora. Serpihan ledakan bom waktu peninggalan Belanda mulai menunjukkan akibatnya. Pada umumnya serpihan tersebut mengisyaratkan tiga hal. Pertama, ketakutan antek tentara Belanda yang tergabung dalam KNIL, yang bertanya-tanya akan bagaimana nasib mereka setelah penyerahan kedaulatan tersebut. Kedua, terperangkapnya para pimpinan tentara yang jumlahnya cukup banyak dalam penentuan sikap dan ideologi mereka.Utamanya para pimpinan militer didikan dan binaan Belanda. Terahir masih banyaknya terjadi dualisme kepemimpinan dalam kelompok ketentaraan Indonesia antara kelompok APRISdengan kelompok pejuang gerilya.

Peristiwa ini salah satunya yaitu pemberontakan Andi Azis yang terjadi pada tanggal 5 April 1950 di Makassar. Andi Azis merupakn bekas ajudan presiden NIT di Makassar. Awal peristiwanya pada tanggal 30 Mare 1950 Andi Azis bersama dengan pasukannya yang di bawah komandonya, sudah menggabungkan diri ke dalam APRIS pada upacara resmi di depan Letnan A.J. Mokoginta, ketua Komisi Militer dan Tetitorial Indonesia Timur. Namun, seminggu setelah upacara peresmian penggabungan Andi Azis melakukan pemberontakan dengan alasan menolak adanya pasukan APRIS yang berasal dari TNI ke Makassar. Dan juga pada saat itu politik di Makassar.

Andi Azis melakukan penculikan terhadap Letnan Kolonel A.J Mokoginta dan juga menduduki lapangan terbang dan kantor komunikasi. Tujuan dari penahanan Letnan Kolonel A.Y Mokoginta adalah agar pemerintah pusat membatalkan pengiriman batalyon worang untuk ditempatkan di Makasar. Andi Aziz juga menyampaikan sebuah tuntutan agar bentuk Negara Indonesia Timur tetap dipertahankan. Tuntutan Andi Azis telah memperlihatkan bahwa ia sedang berusaha memepertahankan bentuk negara federal di Indonesia. Andi Azis telah terpengaruh dengan propaganda yang disampaikan oleh Soumokil mengenai nasib bekas tentara KNIL apabila APRIS yang berasala dari unsur TNI tiba di Makasar. Soumokil nantinya juga memiliki peran yang besar terhadap berdirinya gerakan RMS.

Ketika pasukan Andi Azis melakukan pergolakan, Letnan Kolonel Musch pimpinan militer Belanda di Makassar tidak melakulan tindakan apapun untuk mencegah pemberontakan tersebut. Andi Azis hanya ingin mempertahankan NIT. Namun, tindakan Andi Azis ini telah membuat kecewa seperti yang telah disiarkan di radio Makassar pada tanggal 7 April 1950.

Setelah pemerintah mendengar terjadinya pemberontakan Andi Azis tersebut, pemerintah langsung mengirim pasukan APRIS pada tanggal 5 April 1950 yang berasal dari TNI ke Makassar untuk menjaga keamanan di sana. Kesatuan TNI di bawah pimpinan  Mayor H.V. Worang, yang diangkut dengan dua kapal dan sudah berada di perairan Makassar.  Berita ini telah mengkhawatirkan pasukan bekas KNIL yang takut akan tersedak oleh pasukan yang baru datang tersebut. Sehingga mereka bergabung dan menamakan diri pasukan bebas di bawah pimpinan Kapten Andi Azis. Pasukan bebas dan dibantu oleh anggota Koninklife Leger (pasukan Belanda) telah mnyerang markas APRIS di Makassar. Kekuatan mereka jauh melebihi kekuatan APRIS dan karena itu mereka mudah berhasil menguasai kota Makassar.

Setelah pemerintah mendengar terjadinya pemberontakan yang dilakukan Andi Aziz, pemerintah segera memanggil Andi Aziz untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah ia lakukan. Pemerintah memberikan waktu 4x24 jam agar Andi Aziz mau menyerahkan diri dan datang ke Jakarta. Mendengar Ultimatum yang disampaikan pemerintah melalui letkol A.Y. Mokoginta, Andi Azis bersedia untuk menyerahkan diri dan datang ke Jakarta. Setelah datang ke Jakarta Andi Aziz ditahan dan diadili di pengadilan militer di Yogyakarta.

Setelah Andi Aziz diadili bukan berarti pemberontakan yang terjadi sudah selesai, karena pasukan KNIL sering melakukan kerusuhan di Makasar. Pemerintah mengirimkan sebuah pasukan ekspedisi di bawah pimpinan letkol Kawilarang. Pasukan Ekspedisi ini mendarat bersamaan dengan batalyon Worang yang telah dikirim ke NIT sebelumnya. Setelah pasukan ekspedisi mendarat di Makasar, maka kolonel A.E Kawilarang bersama sejumlah petinggi militer yang ada di Makasar menyusun sejumlah rencana untuk menempatkan seluruh pasukan secara merata di seluruh kota Makasar. Kota Makasar Dapat diduduki oleh pasukan ekspedisi pada tanggal 20 April 1950. Setelah pasukan ekspedisi tiba di kota Makasar, rakyat menyambut gembira atas kedatangan pasukan tersebut. Operasi militer yang dilakukan oleh pasukan ekspedisi ini juga mendapatkan bantuan dari dua buah korvet ALRIS yang berada di perairan sulawesi.

Pertempuran- pertempuran antara tentara APRIS dan KNIL disebabkan oleh provokasi yang selalu dilakukan oleh para tentara KNIL. Puncak dari pertempuran yang terjadi antara tentara APRIS dan tentara KNIL terjadi setelah tentara KNIL melakukan penyerangan terhadap markas tentara APRIS. Para tentara APRIS dengan cepat bertindak dan melakukan serangan balasan. Segenap kekuatan yang dimiliki oleh tentara APRIS dikerahkan untuk mempersempit ruang gerak tentara KNIL.

 Dan akhirnya pada tanggal 8 Agustus pihak KL-KNIL minta berunding. Perundingan diadakan antara Kolonel Kawilarang dan Mayor Jenderal Schefferlaar dari KL-KNIL. Hasil perundingan ini akhirnya kedua bela pihak menyetujui untuk menghentikan tembak-menembak dan dalam waktu dua hari pasukan meninggalkan Makassar.

Sumber;

Aditian, Denny. 2017. Upaya penyelesaian konflik antara KNIL dengan APRIS di Sulawesi Selatan Pada tahun 1947-1950. Diakses dari ojs.ummetro pada tanggal 11 April 2021 pukul 20.17.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun