Mohon tunggu...
Ari Sipahelut
Ari Sipahelut Mohon Tunggu... Human Resources - Musafir

Musafir yang melangkah selangkah demi selangkah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Yang Saya Kenal

16 Mei 2018   14:39 Diperbarui: 16 Mei 2018   15:01 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari jalandamai. org

Peristiwa teror bom di Surabaya tanggal 13-14 Mei 2018 tentu saja membawa duka yang mendalam bagi segenap masyarakat Indonesia tanpa kecuali.  Korban bukan hanya dari objek dari teroris tetapi juga anak dari para pelaku teror yang masih kecil.  Ketika teror mulai mengganggu kehidupan bermasyarakat,  tak dapat dipungkiri bahwa image yang menganggap bahwa umat Islam identik dengan terorisme kembali mencuat.  Namun saya meyakini bahwa image atau anggapan tersebut adalah sesuatu yang sangat salah.  Mengapa demikian?  Sebab saya (meskipun beragama non muslim), telah mengenal Islam dari saudara dan sahabat umat Muslim sejak kecil sampai sekarang.  Islam yang saya kenal:

  1. Adalah para tetangga yang sangat bersahaja dan akrab menjalin hubungan bertetangga.  Sejak kecil ada sebuah tradisi yang sering kami lakukan di daerah kami (Jayapura,  Papua).  Ketika tetangga Muslim merayakan hari raya kemenangan yaitu Idul Fitri,  maka tetangga kami yang beragama Islam pasti akan membagikan makanan khas Idul Fitri seperti ketupat,  buras dan opor ayam kepada kami yang Kristen.  Begitu pun sebaliknya jika kami merayakan Natal,  makan akan membagikan makanan bagi tetangga yang Muslim.  Kenangan dan tradisi sejak kecil itu begitu tertanam dengan sangat kuat dan manis di pikiran sehingga image bahwa umat Islam adalah umat yang mencintai damai tidak dapat digoyahkan oleh apapun.  
  2. Adalah pengusaha Soto ayam Lamongan yang mengontrak bangunan milik Gereja Kristen Injili di tanah Papua untuk menjalankan usahanya.  Di pusat kota Jayapura terdapat sebuah warung makan yang menghidangkan soto ayam Lamongan.  Warung tersebut memiliki keunikan karena pemilik usaha tersebut adalah keluarga Muslim yang taat dan mengontrak bangunan milik gereja.  Ini adalah sebuah hal yang unik dan langka di tengah isu perpecahan antar umat beragama.  Dari pengusaha soto ayam tersebut,  saya belajar bahwa antar umat beragama sesungguhnya saling membutuhkan satu sama lain.  
  3. Islam yang saya kenal dari perayaan Natal sebuah kompleks di Jayapura,  di mana umat Muslim turut membantu persiapan dan mengikuti perayaan Natal kompleks tersebut.  Saya menjadi saksi mata dari hal tersebut.  Apa yang terjadi saat itu sungguh membuat saya merasa terheran-heran akan rasa cinta dan toleransi yang begitu luar biasa dari umat Muslim di kompleks tersebut.  Meskipun di kompleks itu,  umat Muslim menjadi mayoritas namun mereka sangat menghargai keberadaan kaum Kristen yang adalah minoritas.  

Dari ketiga hal tersebut,  saya yakin bahwa Islam adalah ideologi dan agama yang mencintai kedamaian serta bertoleransi.  Semoga tulisan kecil ini bisa mengubah pandangan kita yang salah akan Islam. 

Salam dari Papua

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun