Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat, Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia

18 Desember 2020   08:11 Diperbarui: 18 Desember 2020   11:27 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Twit UNESCO terkait opantun sebagai warisan budaya tak benda dunia

Berita gembira datang dari kantor United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melalui akun twitternya per tanggal 17 Desember 2020, UNESCO menyampaikan informasi ke publik bahwa pihaknya telah memasukkan pantun dalam daftar warisan budaya tak benda dunia (world intangible cultural heritage).

"BREAKING. Pantun, a rhyming form of Malay verse recited in song and writing, has just been inscribed on the #IntagibleHeritage list. Congratulations #Indonesia & #Malaysia," begitu twit UNESCO.

Penetapan tersebut dilakukan dalam pertemuan ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor UNESCO di Paris pada 17 Desember 2020. Dengan ditetapkannya Pantun sebagai warisan budaya tak benda, maka Pantun menjadi tradisi budaya ke-11 dari Indonesia yang menjadi warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO setelah sebelumnya Pencak Silat pada 12 Desember 2019.

Kita tentu saja patut berbahagia dan berbangga karena upaya Pemerintah Indonesia  bersama-sama dengan Malaysia selama hampir satu dasa warsa terakhir untuk memasukkan pantun sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO akhirnya berhasil. Keberhasilan yang tentu saja berkat keterlibatan aktif berbagai komunitas pantun seperti Asosiasi Tradisi Lisan, Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama yang memiliki akar budaya Bangsa Melayu, pantun bukanlah hal yang asing. Pantun merupakan salah satu budaya bertutur yang khas, dari akar budaya Bangsa Melayu. Pantun merupakan puisi pendek yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari di berbagai kesempatan yang tidak dibatasi oleh usia, golongan, suku, adat istiadat maupun. Melalui pantun suasana pertemuan dan pergaulan semakin hidup dan menyenangkan.

Menurut penelitian, pantun diperkirakan berkembang dari Melayu pada abad ke-15 Masehi dan telah menyebar ke berbagai kawasan. Hingga saat ini diperkirakan pantun digunakan dalam 35 bahasa dengan berbagai ketentuan.

Selanjutnya pantun bvukan cuma sebagai bentuk komunikasi sosial, pantun juga kaya dengan panduan moral dari kebiasaan yang berakar dalam kehidupan masyarakat. Pantun dinilai memiliki keunikan dan kecerdasan sebagai buah peradaban maju masyarakat Melayu.

Keunikan pantun sebagai sebuah produk budaya yang unik antara lain tampak dalam sajak a-b-a-b, yang mana dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir adalah isi.

Penulisan pantun terinspirasi dari lingkungan, sampiran yang terkandung dalam pantun tidak dibuat secara sembarangan, melainkan berhubungan erat dengan isi dan menonjolkan kecerdasan berbahasa.

Karena itu pengakuan UNSECO terhadap pantun menjadi hal penting sebagai bagian dari upaya merawat dan melestarikan pantun agar tidak tenggelam oleh zaman, khususnya di kalangan milenial.

Ke Kramat beli bunga Raflesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun