Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pinangan Adipati

11 Juli 2020   10:39 Diperbarui: 20 Juli 2020   19:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : reverbnation.com

Sebuah lagu keroncong yang berasal dari Jogja. Musik keroncong yang telah lama tenggelam dalam hiruk pikuk dunia modern. Lagu-lagu yang saya putar belakangan ini adalah lagu-lagu yang sempat hilang dari pikiran, atau barangkali bersembunyi dan tidak mau dibaca oleh pemuda ini. Tapi lagu keroncong akan selalu memiliki peminatnya tersendiri, tentu tidak akan padam apalagi hingga mati redup.

Tapi tunggu dulu, ada apa dengan Yogyakarta. Atmosfernya tidak dapat ditemukan di kota lainnya. Kota Jogja akan selalu memiliki tempat tersendiri sama halnya dengan lagu keroncong. Tentu saja kalau diputar ketika sedang ramai kawan mampir di kos akan cenderung mengantuk. 

Lagu-lagu populer hari ini tentu tetap memiliki daya tarik tersendiri. Lagu apapun akan memiliki peminatnya sendiri. Sialnya sampai hari ini musik yang dekat dengan kesukaan para om-om bahkan orang-orang yang cukup sepuh menempel ditelinga saya dan tidak mau pergi begitu saja. Syukur sekaligus pilu.

Sedikit membahas musik-musik hari ini. Meskipun khalayak sudah pasti paham betul apa itu musik. Rata-rata usia penulis di platform ini adalah dua puluh keatas. Sangat lucu jika hari ini para anak-anak muda dijejali lagu-lagu dewasa. Kebanyakkan riset mengatakan kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang manusia itu sendiri. Ada yang mengatakan dapat menyebabkan dewasa lebih dini. 

Tapi jika fenomena yang sedang marak membuat anak-anak muda berperilaku demikian, bagaimana peran masyarakat dan keluarga yang harusnya ada disana?

Aih. Memang manusia tidak akan perlu puas atau bahkan sekedar cukup. Adrenalin selalu meminta untuk diproduksi ulang. Bahkan hadir di saat-saat yang tidak tepat. Misalnya ketika sedang naik kapal penyebrangan. Saya kira fakta ini memang sudah terlampau jauh masa dan tidak menarik untuk dibahas. 

Kiranya masyarakat merindukan lagu-lagu lawas, esok hari akan saya buatkan sedikit playlist harian. 

Masyarakat sedang dibawa pada nostalgia. Meskipun dengan bernostalgia tidak dapat mengubah apa-apa di zaman yang edan sekarang ini. Tapi segala hal perlu dirayakan. Baik sendiri ataupun bersama. 

Misalnya orang-orang seperti T-Bob mendadak ada. Apakah ada produsen musik yang mau menaunginya? Ini adalah klise yang menurut saya lucu. Masyarakat merindukan lagu-lagu anak-anak. Nostalgia itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak lagi muda dan memiliki idealisme. Lucu dan terjadi.

Kita perlu bersyukur tentang apa-apa saja yang kita peroleh secara cuma-cuma sampai hari ini ataupun besok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun