Mohon tunggu...
ari noge
ari noge Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudah Sekali Melihat Balok di Mata orang Lain, Sedangkan Selumbar di Mata Sendiri tidak dapat Dilihat

28 Mei 2015   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini adalah sebuah hasil perenungan saya secara pribadi terhadap tulisan saya sebelumnya (Kesalahan Kecil BOPI Berdampak Besar Bagi Persipura) masalah batalnya pertandingan 16 besar AFC Cup antara Persipura (INDONESIA) Vs Pahang FC (Malaysia). Pihak-pihak terkait telah membuat pernyataan terkait masalah ini. Menpora dan BOPI sebagai lembaga negara telah membantah mempersulit pengurusan visa bagi pemain asing Pahang FC (Memang sih, tidak mempersulit tapi telah membuat kelalaian terhadap sepakbola Indonesia). Pihak Persipura menuding bahwa mereka "dikerjain" oleh Menpora dan BOPI. Adapula yang secara implisit dan eksplisit menyalahkan Persipura karena tidak mengurus jauh-jauh hari visa tersebut. Namun kenyataan membuktikan bahwa yang menjadi korban dari masalah ini adalah negara kita yang tercinta, Indonesia. Indonesia dianggap tidak dapat mengurus masalah visa pemain asing. Jika mau jujur, sebenarnya banyak juga pemain bola asing yang ilegal (buktinya, ditemukan pula beberapa waktu lalu pemain bola asing yang tidak memiliki izin tinggal). Indonesia (Persipura) juga saat ini nyaris kehilangan kesempatan untuk terus berkiprah di sepakbola tingkat Asia (hal itu membawa harum nama bangsa).

Seharusnya kita semua mengevaluasi diri kita masing-masing. Kita hidup dalam sebuah budaya yang selalu mudah untuk melihat kesalahan orang lain dengan cepat tapi gagal melihat kesalahan sendiri. kita cenderung mudah memaklumi kesalahan sendiri tapi susah untuk memaklumi kesalahan orang lain. Kebiasaan saling menyalahkan ini selalu nampak dari kehidupan kita dalam lingkup keluarga, masyarakat dan berbangsa. Kebiasaan ini, entah disadari atau tidak, sedang membawa bangsa kita menuju keterpurukan. Salah satu pepatah bijak Indonesia adalah: "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" adalah sebuah pepatah yang harus kita ingat dan laksanakan. Salah satu sambutan yang disampaikan Presiden Jokowi dalah pembukaan Rakernas PAN beberapa waktu lalu adalah: Persaingan kita saat ini bukanlah antar papol, bukan antar daerah tetapi antar negara. Oleh sebab itu, kita harus bersatu". Kekuatan bangsa kita bukan terletak dari kekayaan alam dan intelektual manusia Indonesia, tetapi dari kesatuan kita sebagai satu bangsa Indonesia. Kesatuan bukanlah sebuah keseragaman. Kesatuan bukanlah hanya kebersamaan. Kesatuan adalah kita ada dalam pemahaman dan tekad yang sama, yaitu membangun dan mengharumkan nama Indonesia meskipun kita memiliki perbedaan-perbedaan yang mencolok.

Judul di atas sebenarnya mengajak saya dan saudara untuk bersatu dan meningkatkan kualitas diri kita dalam tujuan untuk menyenangkan diri, orang lain dan Tuhan yang maha kuasa. Shalom.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun