Mohon tunggu...
Arini Saraswati
Arini Saraswati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengalaman menjadi Pengetahuan

Semoga cerita saya dapat menjadi insiprasi dan pengetahuan bagi kalian

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menangani Suami yang Terkena Stroke

2 Desember 2019   16:10 Diperbarui: 2 Desember 2019   16:18 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hallo, sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri di postingan pertama ini. Nama saya Arini, tinggal di kota Surabaya. Saya seorang ibu rumah tangga dengan 1 orang anak berusia 10 tahun. Ini pertama kalinya saya menulis postingan mengenai lika-liku sekaligus pengalaman saya sebagai Ibu Rumah Tangga dan sebagai istri. Kedepannya, blog ini juga mungkin akan banyak menceritakan hal-hal serupa seperti tips, review atau cerita-cerita berdasarkan pengalam pribadi saya.

Baik, saya akan mulai bercerita. Kalian pasti memiliki anggota keluarga yang sangat susah diingatkan. Kalau biasanya yang susah diingatkan adalah anak-anak, lain halnya dengan saya. Hal ini terjadi pada suami saya yang selalu menganggap enteng untuk masalah kesehatannya. Rasanya saya seperti memiliki anak tambahan di rumah selain dari anak yang saya lahirkan. 

Suami saya memang memiliki riwayat penyakit darah,kolesterol dan diabetes. Kalau orang lain mungkin ketika memiliki penyakit seperti ini pasti mulai mengurangi gaya hidup yang tidak sehat seperti makan daging merah, seafood, makanan dengan kadar garam yang tinggi, dan masih banyak lainnya. Tapi lain halnya dengan suami saya yang sangat menyukai makanan sop kambing, durian dan makan nasi saja bisa sampai nambah lebih dari dua kali. 

Masalah mengingatkan suami saya? Sepertinya tidak terhitung berapa kali saya selalu mengomel kalau melihat suami makan makanan yang tidak baik untuk kesehatannya. Di rumah saya sengaja selalu mengurangi garam, dan untuk daging saya hanya memasak ayam. Tapi usaha saya terasa sia-sia ketika melihat suami saya pulang kerja sambil membawa bungkusan berisi sop kambing atau sate kambing. Hampir setiap minggu suami saya juga selalu melakukan hobinya, bukan olahraga atau memancing, tapi makan buah durian. 

Selesai makan daging atau durian suami saya sering mengeluh kalau kepalanya sakit atau lehernya terasa tegang. Setiap saya ingatkan pasti jawabnya

 "Ah ini tidak apa-apa kok, tinggal minum obat tensi nanti juga hilang" 

Atau bahkan suami saya cuma minum air putih dan bilang setelah tidur nanti sakit kepalanya akan hilang. Saya sebenarnya khawatir dengan kondisi suami saya, tapi suami saya selalu menjawab dengan santai dan menganggap bahwa ini cuma penyakit biasa. Sampai suatu hari ketika suami sedang bekerja, saya mendapatkan telepon dari rekan kerjanya kalau suami saya jatuh pingsan dan sedang dilarikan ke rumah sakit.

Rasanya sedih, panik, semua campur aduk menjadi satu. Dan seperti dugaan saya, suami saya terserang penyakit stroke. Sedih rasanya melihat suami saya yang hanya bisa duduk dan tidak bisa berbicara. Dokter juga menyarankan akan lebih baik jika suami saya rutin menjalankan terapi dua kali dalam seminggu saat sudah kembali ke rumah. Akhirnya saya putuskan untuk mencari layanan fisioterapi dengan bertanya kepada teman-teman saya. 

Salah satu teman memberikan informasi mengenai layanan fisioterapi yang bisa datang ke rumah. Mendapat info tersebut saya mencari tahu lebih lanjut mengenai layanan kesehatan ini yang bernama Medi-Call. Setelah saya telusuri ternyata layanan kesehatan yang diberikan cukup banyak dan lengkap seperti Dokter, Perawat, Bidan, dan Fisioterapis yang bisa didatangkan ke rumah. Layanan Fisioterapi yang tersedia juga memiliki banyak jenis diantaranya yaitu layanan fisioterapi stroke, pasca operasi, gangguan tulang, otot dan syaraf, terapi okupasi dan bahkan terapi wicara yang bisa diberikan untuk pasien pasca stroke maupun anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam berbicara.

Fisioterapis yang ada di Medi-Call juga merupakan orang yang profesional di bidangnya dan sudah bersertifikat. Keraguan saya akhirnya hilang setelah melihat profil para fisioterapis yang tersedia di Medi-Call. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil layanan fisioterapi untuk suami saya, agar suami saya dapat pulih dari kondisinya pasca terserang stroke. Untuk kriteria fisioterapis yang ingin kita dapatkan ternyata bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kita. Saya menghubungi call center Medi-Call untuk memesan layanan fisioterapis stroke dengan kriteria berjenis kelamin pria, bertubuh agak besar karena suami saya agak gemuk, dan ternyata Medi-Call juga sebisa mungkin mencarikan fisioterapis terdekat dengan lokasi saya. 

Saya putuskan memesan layanan fisioterapis 8 kali terapi untuk jangka waktu satu bulan. Saat pemesanan layanan fisioterapi Medi-Call tidak langsung asal memilihkan fisioterapis. Tetapi mereka mengembalikan kepada saya pihak keluarga untuk memilih diantara 3 fisioterapis yang profilnya dikirimkan kepada saya. Sejak hari pertama sampai hari terakhir terapi Bapak Fadil (nama fisioterapis yang menangani suami saya) sangat telaten dan sabar untuk membantu suami saya agar bisa pulih dan bisa beraktifitas kembali seperti sedia kala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun