“Orang bijak berbicara karena mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan, orang bodoh berbicara karena mereka ingin mengatakan sesuatu “ (Plato)
Suatu momen yang biasanya sangat ditunggu-tunggu oleh orang tua adalah momen di mana anak berbicara. bayi yang berumur sekitar 10 bulan terkadang belum bisa berbicara namun mereka tau apa yang di ungkapkan oleh orang tua nya seperti “Ayo tepuk tangan“ lalu ia bertempuk tangan atau seperti “itu ada kucing“ lalu ia menoleh ke kucing itu, hal itu itu menandakan ia sudah memahami makna kata tersebut.  Bicara ini merupakan bagian dari sebuah Bahasa.Â
Bahasa itu dibagi menjadi 2 yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif, pada artikel sebelumnya sudah membahas tentang apasih bahasa reseptif itu, dan sekarang kita membahas tentang bahasa ekspresif,yakni sebuah kemampuan yang dimiliki oleh anak untuk mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya (Moeslichatoen:2004),nah hal tersebut sebagai orang tua harus mampu mendorong kemampuan anak dalam mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka inginkan, tanpa adanya paksaan dari orang lain. menurut Gleason dan Steinberg bahawa bahasa ekspresif ini dibagi menjadi 3 yaituÂ
- perkembangan pra sekolah yaitu pada tahapan perkembembangan ini sebelum memasuki masa sekolah, pada tahapan ini dibagi menjadi 3 yaitu Tahap telegrafis ,Tahap transformasial , Tahap penanaman.
- Perkembangan kombinatori yaitu anak sudah mampu menggunakan bahasa dalam bentuk interogatif , bentuk negatif, , dan juga mampu menggabungkan preposisi menjadi satu kalimat yang tunggal.Â
- Â perkembangan masa sekolah.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengembangan bahasa ekspresif anak yang pertama pada faktor internak yaitu Faktor intelegensi, Faktor jenis kelamin, dan Faktor perkembangan motorik. pada faktor Eksternal faktor lingkungan, faktor keluarga dan faktor perbedaan status sosial, pada faktor perbedaan status sosial ini terkadang anak yang dari kalangan atas dan menengah lebih cepat dalam mengembangkan suatu bahasa ini, dan sebaliknya.
Tahapan perkembangan bahasa anak  Usia 0-24 bulan yaitu
- Â pada usia 0-6 bulan yaitu anak hanya bisa Menangis sebagai bentuk komunikasi utama, dan membuat suara vocal sperti (eeee ooohh)
- Usia 6-9 Bulan yaitu sudah bisa Menyebut suku kata sama, tanpa paham artinya (dadaada,wawawa,mam), dan Semakin sering untuk melakulan eksperimen membuat beragam suara.
- Usia 9-12 Bulan yaitu anak sudah bisa melakukan bicara dengan panjang(seperti bicara dengan diri sendiri), dan sudah bisa Menyebut kombinasi dua konsonan seperti badabada.
- Usia 12-18 Bulan  yaitu menyebutkan nama sendiri, menirukan bahasa yang telah didengar namun tidak mengerti maknanya, dan bisa mengucapkan 10 kata
- Usia 18-24 bulan yaitu anak sudah bisa mengkombinasi 2 kalimat seperti makan nasi, dan sudah bisa ,mengucapkan 20 kata.
kemampuan bicara pada anak sekitar usia 4-5 tahun yakniÂ
- menjawab pertanyaan yang sederhana
- mengungkapkan sebuah perasaan dengan kata sifat seperti nakal, baik, pintar, senang berani, jelek dan sebagainya
- mengutarakan hal sederhana tentang pendapatnya ke orang lainÂ
- menyatakan sebuah alasan yang dia inginkan dan yang tidak setuju.
- menceritakan kembali tentang apa yang di dengar tentang cerita.
Tanda-tanda Keterlambatan Perkembangan berbicara
- mengalami keseulitan menemukan kata yabg tepat untuk digunakan dalam mendiskripsikan sesuatu dan percakapan
- sulit dalam memahami pertanyaan atau permintaan sederhana di usia 18 bulanÂ
- kesulitan menceritakan kembali sebuah cerita
- belum bisa mengungkapkan konsonan vokal pada usia 9 bulan
Nah jadi sekarang kita sudah tau perbedaan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif, dalam hal ini sebagai orang tua juga harus memantau perkembangan bahasa reseptif dan baha ekspresif, semoga bermanfaat.