Kelompok kami yang terdiri atas Anmer Jilvandis (11), Arinda Rosa A (15), Najwa Nabilahasna W S (57), Rahma Azra C (63), dan Rastri Rafiarum (65) dari mata kuliah Jurnalistik Cetak FKIP Universitas Sebelas Maret melaksanakan kegiatan liputan pada Senin, 22 September 2025, di lingkungan kampus UNS. Dalam liputan ini, kami mewawancarai Fadiah Wahida, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNS angkatan 2025 asal Sukoharjo, yang berbagi kisah tentang pilihan studinya.
Di tengah arus globalisasi yang kian deras, kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris, telah menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Hal ini pula yang melatarbelakangi keputusan Fadiah untuk melanjutkan studinya di Universitas Sebelas Maret (UNS). Fadiah mengaku memilih UNS bukan hanya karena reputasi akademiknya yang baik dan lingkungannya yang kondusif, tetapi juga karena faktor kedekatan jarak. Keputusan ini menunjukkan bahwa aksesibilitas tetap menjadi salah satu pertimbangan penting bagi calon mahasiswa dalam menentukan perguruan tinggi. Informasi mengenai UNS pun tidak ia dapatkan dari guru ataupun senior, melainkan melalui website resmi dan media sosial. Hal ini membuktikan bahwa digitalisasi telah mengubah cara generasi muda dalam memperoleh informasi pendidikan.
Ketertarikan Fadiah terhadap bahasa Inggris menjadi alasan utamanya memilih program studi tersebut. Di era digital, bahasa Inggris memang bukan sekadar mata pelajaran, melainkan keterampilan hidup. Menguasai bahasa ini membuka banyak peluang baik dalam dunia akademik, dunia kerja, maupun interaksi global. Ia menyadari bahwa kemampuan berbahasa Inggris dapat menjadi nilai tambah yang membedakan seseorang dalam kompetisi masa kini.
Usaha Fadiah masuk ke UNS juga mencerminkan kemandirian generasi muda dalam berjuang meraih impian. Ia mempersiapkan diri dengan belajar mandiri, berlatih soal daring, dan membaca buku. Ke depan, ia berharap dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki dan membagikan ilmu yang dipelajarinya kepada orang-orang di sekitarnya. Pandangan ini penting, sebab pendidikan sejatinya bukan hanya tentang membangun diri sendiri, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pilihan Fadiah adalah cermin dari bagaimana mahasiswa saat ini memandang pendidikan. Mereka tidak hanya mencari gelar, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan zaman. Di era global, bahasa Inggris bukan sekadar alat komunikasi, tetapi jembatan menuju dunia yang lebih luas. Dengan semakin banyak mahasiswa seperti Fadiah yang memilih jalur ini, kita dapat berharap bahwa generasi muda Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI