Mohon tunggu...
Ari Junaedi
Ari Junaedi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, Konsultan, Kolomnis, Penulis Buku, Traveller

Suka membaca, menikmati perjalanan, membagi inspirasi, bersilaturahmi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Sekolah" Kehidupan Itu Bernama Warkop

10 Mei 2023   17:09 Diperbarui: 11 Mei 2023   00:27 3125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warkop Sebatung di Kotabaru, Kalimantan Selatan: menjadi ajang silahturahim warga (Foto: Dokumentasi pribadi Ari Junaedi)

Oleh: Ari Junaedi

"Dan kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya, karena dihadapan kopi kita semua sama."

Selarik puisi tentang kopi yang ditulis Vergie Crush ini begitu menempatkan kopi pada posisi setara dihadapan para penikmatnya. Kopi tidak membeda-bedakan kelas, semua bisa menikmati kopi dengan caranya masing-masing.

Saat mengunjungi daerah-daerah di luar Depok, Jawa Barat, saya kerap ditanya oleh para pengundang acara yang saya hadiri ke tempat mana yang akan menjadi tujuan pertama? Pengundang merasa harus melayani saya dengan baik agar saya merasa betah dan nyaman di tempat tinggalnya.

Kopi menjadi awal memulai ritual untuk berkarya (Foto: Dokumentasi pribadi)
Kopi menjadi awal memulai ritual untuk berkarya (Foto: Dokumentasi pribadi)

Saya selalu menyebut; warkop! Yaah, warkop merupakan akronim yang memiliki kepanjangan dari warung kopi. Di beberapa daerah, sebutan kedai kopi juga masih jamak didengar sementara di kota-kota, orang semakin terbiasa dengan nama caffee.

Warkop bagi saya tidak sekadar tempat "ritual" melepaskan penat dengan mencicipi cita rasa kopi. Seperti kebanyakan penikmat kopi lainnya, meminum kopi seperti halnya menambah "dopping" agar tetap semangat menghadapi beragam aktivitas.

Usai minum kopi, serasa ada tambahan energi dan memudahkan inspirasi mengalir. Tidak jarang, warkop adalah medium eksekusi ide menjadi langkah kerja yang harus saya lakukan bersama anggota tim. Warkop juga menjadi tempat favorit menuangkan gagasan menjadi narasi panjang.

Keberadaan Warkop Nesmilo, Tarakan, Kalimantan Utara menjadi bukti lekatnya kasih sayang (Foto: Dokumentasi pribadi Ari Junaedi)
Keberadaan Warkop Nesmilo, Tarakan, Kalimantan Utara menjadi bukti lekatnya kasih sayang (Foto: Dokumentasi pribadi Ari Junaedi)

Jika saya tiba pagi di Pontianak, Kalimantan Barat dengan penerbangan paling awal dari Bandara Soekarno Hatta, maka Warkop Asiang menjadi rujukan yang pertama. Dengan jam buka sejak pukul 3 dinihari, kendala check in kamar hotel di Pontianak bisa diatasi dengan mudah tentunya dengan ngopi di Warkop Asiang dulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun