Mohon tunggu...
Arif Ulhaq
Arif Ulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - publik

mahasiswa berinovasi dan berkreasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bantu Tingkatkan Usaha Tanaman Hias dengan Pengelolaan Tanaman Secara Organik

6 September 2021   18:25 Diperbarui: 6 September 2021   18:38 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember- Desa dukuh mencek yang berada di Kecamatan Sukorambi merupakan desa dengan potensi pertanian yang baik dan memiliki berbagai potensi sumberdaya, diantaranya adalah tanaman bambu. Di Desa Dukuh Mencek, tanaman bambu dianggap sebagai tanaman biasa yang hanya dapat dimanfaatkan bambunya jika sudah besar. Banyak masyarakat yang belum tahu, bahwa limbah dari daun bambu yang gugur berserakan di tanah dapat dimanfaatkan sebagai masukan input pada usaha tanaman hias. 

Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN Back to Village 3 Universitas Jember, Mahasiswa berusaha berinovasi dengan menerapkan pengelolaan tanaman secara organik untuk menopang usaha penjualan tanaman hias melalui pemupukan dan pengelolaan hama terpadu.  

Potensi  dalam mengolah Limbah daun bambu yang belum termanfaatkan ini dapat diproses menjadi pupuk organik cair dengan cara difermentasi menggunakan metode pengomposan untuk menghasilkan pupuk organik kaya nutrisi dan mikroba yang sangat bermanfaat bagi tanaman hias dan tanaman lainnya. Hal ini merupakan upaya pengembangan usaha untuk memperkecil input produksi dan menghasilkan produk yang berkualitas bagi para pengusaha tanaman hias dan dapat menjadi produk  memiliki nilai tambah dan nilai jual.

Pembuatan pupuk organik cair dari limbah daun bambu dilakukan dengan mengumpulkan daun dan mencacahnya menjadi bagian-bagian kecil, kemudian dimasukkan kedalam karung berpori. Bahan-bahan lain yang dibutuhkan yaitu, air cucian beras, air gula , air kelapa dan em4 yang dimasukkan pada ember, lalu diaduk dan di tambahkan air biasa secara berkala hingga semuanya tercampur, dimasukkan juga bahan padatan yaitu daun bambu, lalu ditutup rapat dalam kondisi anaerob. dengan metode ini bahan organik yang berasal dari limbah daun bambu dapat terdekomposisi sehingga dapat membantu dalam penyediaan unsur hara pada tanaman.

Permasalahan lain yang dialami oleh usaha tanaman hias adalah adanya serangan hama seperti belalang, kutu daun hingga belalang. Pengelolaan hama pada tanaman hias juga dapat dilakukan secara organik melalui pembuatan pestisida nabati dari bahan-bahan yang berada di sekitar lingkungan. 

Pembuatan pestisida nabati dapat dibuat dari bahan seperti serai, daun sirsak serta bawang putih yang merupakan bahan bahan umum yang berada di sekitar kita. Bahan nabati yang didapatkan dapat diproses dengan menumbuk semua bahan menjadi satu dan di masukan kedalam wadah tertutup dan didiamkan selama sekitar 7 hari untuk mengeluarkan metabolit sekunder pada bahan nabati yang berguna untuk menolak hama pada tanaman hias.

dokpri
dokpri

Usaha tanaman hias telah menjadi ladang bisnis yang cukup menguntungkan di awal pandemi Covid 19 karena menyediakan berbagai komoditas tanaman hias dari berbagai jenis dan bentuk yang memuaskan para kolektor dan pecinta tanaman hias. Namun saat ini, permintaan tanaman hias semakin menurun dan berdampak pada pemasukan pengusaha tanaman hias.

Oleh karena itu, Pengelolaan Tanaman secara organik dengan memanfaatkan apa yang ada disekitar dalam perawatan tanaman hias ini dapat menjadi solusi untuk menekan input produksi dan tetap menghasilkan tanaman hias yang berkualitas. hasil dari produk olahan tidak hanya di gunakan sendiri tetapi memiliki potensi bisnis yang menguntungkan dengan melakukan penjualan dari produk pupuk cair sehingga usaha tidak hanya menghasilkan produk berupa bunga hias tetapi bahan untuk merawat tanaman dengan salah satu produknya yaitu pupuk organik.

Diharapkan para pengusaha tanaman hias dapat terbantu dengan cara ini. Sehingga biaya input produksi dan pemasukan yang awalnya sangat besar bisa berkurang, namun tetap tidak mengubah kualitas tanaman menjadi buruk. Dan dengan menurunnya permintaan yang terjadi tidak akan terlalu memberatkan pengusaha, jika manajemen input produksi dengan memanfaatkan limbah ini diterapkan dan menjadikannya bisnis baru yang bernilai tambah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun