Beberapa hari yang lalu, saya mampir disalah satu kedai kopi, didekat belakang gedung KPK, saya duduk dan membakar rokok saya sambil menikmati kopi yang telah tersedia.
Kemudian, disamping saya beberapa orang bapak-bapak berkumpul lagi membahas sesuatu, terlihat berjejeran kopi di hadapan mereka masing-masing. Sepertinya obrolan mereka tampak serius, saya mencoba mendengarkan dan mencari tahu obrolan apa yang mereka bahas, tapi suaranya terdengar agak samar-samar, namun ada beberapa kalimat yang saya dengar yaitu kata agama dan segelas kopi.
Obrolan mereka terus berlanjut dan sampai pada akhirnya ada seorang bapak-bapak dari perkumpulan itu mengajak saya ngobrol dengan mengajukan sebuah pertanyaan.
Ia mengangkat gelas kopinya yang masih berisi separuh.
"Bang bagaimana caranya supaya kopi ini bisa putih dan jernih lagi tanpa harus membuang kopinya? " Pertanyaan bapak itu Ke saya dan berharap saya tau jawabanya.
Dan saya pun tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
"Gak tau pak" kata saya
kemudian ia mengulangi pertanyaan serupa kearah tema-temanya, dan teman-temanya juga tidak tau jawabanya.
"gak tau gimana caranya? jadi gini, supaya kopi ini bisa putih dan jernih lagi tanpa harus membuang kopinya"Kata bapak yang memberi pertanyaan tadi.
saya semakin serius mendengarkan obrolanya. Bapak itu melanjutkan penjelasanya.
"coba lu ambil sebuah teko yang berisi air putih lalu lu tuangkan ke kopi ini sampai melimpah, tuangkan terus, tuangkan terus, tuangkan terus sampai yang gelasnya tadi berwarna hitam hingga berubah menjadi air putih yang jernih"