Mohon tunggu...
Arif Nurwicaksono
Arif Nurwicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya mempunyai hobi yaitu berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila dalam Dunia Olahraga Indonesia

8 Oktober 2025   23:00 Diperbarui: 8 Oktober 2025   22:19 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

      Olahraga bukan hanya soal fisik dan teknik, tetapi juga soal nilai-nilai, sikap, dan karakter. Di sinilah Pancasila memegang peranan penting. Sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya bukan hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga dapat menjadi pijakan moral dalam dunia olahraga.

Kita bisa melihat pengaruh Pancasila dalam berbagai aspek olahraga, baik di tingkat profesional maupun di masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila dapat diterapkan dalam pembinaan atlet, penyelenggaraan kompetisi, hingga dalam perilaku suporter.

Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, menanamkan kesadaran bahwa setiap kemenangan dan kekalahan harus disikapi dengan rasa syukur dan rendah hati. Atlet yang menjunjung tinggi nilai spiritual biasanya memiliki mental bertanding yang kuat dan tidak mudah menyerah. Doa dan usaha menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, mengajarkan pentingnya sikap fair play. Dalam olahraga, menghormati lawan, wasit, dan penonton adalah hal mutlak. Tidak ada tempat bagi kekerasan, rasisme, atau kecurangan. Seorang atlet sejati bukan hanya dinilai dari medali yang ia raih, tapi juga dari sikapnya di dalam dan di luar lapangan.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, sangat terasa saat kita menyaksikan tim nasional berlaga. Di saat seperti itu, semua perbedaan latar belakang seakan hilang. Kita bersatu, menyuarakan dukungan yang sama, untuk satu tujuan: melihat Indonesia berjaya. Ini menunjukkan betapa kuatnya olahraga sebagai alat pemersatu bangsa.

Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, tercermin dalam pengambilan keputusan di dunia olahraga. Baik dalam pemilihan pengurus, penentuan kebijakan, maupun pengelolaan organisasi, musyawarah harus menjadi dasar. Ketika semua pihak diberi ruang untuk menyampaikan pendapat, hasil yang dicapai pun akan lebih adil dan diterima oleh semua kalangan.

Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengingatkan kita bahwa akses terhadap olahraga harus merata. Masih banyak anak muda di pelosok negeri yang memiliki potensi, tetapi terbatas oleh fasilitas dan pembinaan. Pemerintah dan pihak swasta perlu bekerja sama agar setiap warga, di manapun berada, punya kesempatan yang sama untuk berkembang di dunia olahraga.

     Menjadikan Pancasila sebagai landasan dalam pengembangan olahraga bukanlah hal yang utopis. Justru inilah yang harus kita upayakan jika ingin membangun ekosistem olahraga yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga berkarakter. Olahraga yang dilandasi nilai-nilai Pancasila akan mencetak atlet yang bukan hanya kuat fisiknya, tetapi juga kokoh moralnya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun