Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aturan Sederhana Menjadi Pribadi yang Merasa Benar dan Pintar

4 Oktober 2018   06:03 Diperbarui: 4 Oktober 2018   06:58 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada dekade lalu, pribadi yang merasa benar dan pintar adalah manusia-manusia yang menginspirasi. Adalah manusia yang diikuti karena pengetahuan ilmu dan kebenaran ucapannya. Mungkin memang bukan benar dan pintar yang sesungguhnya, tetapi hanya ucapan-ucapan penuh keyakinan yang orang lain pun juga menjadi yakin dengan yang mereka sampaikan.

Seiring perubahan jaman ketika akses informasi dibuka selebarnya untuk setiap manusia. Pribadi yang merasa benar dan merasa pintar memasuki masa kelam karena ditinggalkan. Argumen yang mereka sampaikan dengan meyakinkan dapat dengan mudah dipatahkan dengan semakin luasnya pengetahuan dan berkembangnya pola pikir manusia. Ditinggalkan bukan karena argumen mereka yang dapat dipatahkan, tetapi karena tidak mau menerima argumen orang lain karena sudah adanya kemerasaan benar dalam pribadi mereka

Mereka ditinggalkan karena justru menjadi sok paling benar sehingga menganggap di luar mereka adalah kesalahan. Mereka ditinggalkan  karena justru menjadi sok paling pintar sehingga menganggap yang di luar sana harus menerima yang mereka pikirkan, mereka sampaikan.

Degradasi dari makna merasa benar dan merasa pintar. Karena sesungguhnya merasa benar dan merasa pintar adalah hal yang sangat diperlukan. Diperlukan aturan serta kedewasaan agar kemerasaan benar dan pintar ini dapat menjadi kebaikan untuk semuanya.

Aturan sederhana pertama adalah

 "Merasa Benar dan Pintar ketika Sedang Menyampaikan"

Saat sedang berbicara, menyampaikan gagasan, berargumen, maka harus ada keyakinan bahwa yang disampaiakan adalah kebenaran. Yang disampaikan adalah hasil pengetahuan paling  mutakhir yang didapatkan. Dengan perasaan demikian, semua kebenaran dan ilmu yang kita miliki dapat optimal diberikan kepada orang lain.

Ingat! Seseorang rela memberikan hartanya kepada orang lain bukan karena ia telah kaya, tetapi karena sudah ada kemererasaan kaya pada dirinya. Banyak harta belum tentu mau menyisihkan hartanya untuk orang lain. Tapi perasaan telah kaya akan mendorongnya untuk melakukannya.

Pun demikian dengan merasa benar dan merasa pintar. Perasaan yang dimilikinya akan mendorongnya memberikan semua kebenaran dan kepintarannya dengan tidak satupun yang disembunyikan. Akan ada transfer pengetahuan yang berjalan optimal.

Dan agar tidak kebablasan menjadi manusia yang sok benar dan sok pintar, atura sederhana berikutnya adalah

"Merasa Salah dan Bodoh ketika Sedang Mendengarkan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun