Sepakbola bukan hanya sekedar olahraga yang memberikan manfaat kesehatan. Sepakbola juga merupakan hiburan. Dan lebih dari itu, sepakbola juga merupakan sebuah bisnis, sebuah industri. Sepakbola adalah industri hiburan olahraga yang digandrungi oleh masyarakat dunia tanpa mengenal batasan usia, gender, status sosial, maupun agama.
Demikian pula di Indonesia. Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang menggandrungi sepakbola. Walaupun lebih banyak berperan sebagai target pasar industri sepakbola elit dunia, perlahan masyarakat Indonesia sudah menggandrungi industri sepakbola dalam negeri. Indonesia memang sedang beranjak untuk membangun industri sepakbola yang bisa mandiri dalam menghidupi semua stakeholder dan komponen yang berada didalamnya.
Ditengah bangkitnya industri sepakbola tanah air, satu dari beberapa hal yang menjadi kendala adalah kurang humanisnya industri ini berjalan. Masih ada desas desus tentang mafia sepakbola dan pengaturan skor, sering tersiarnya kabar kekerasan antar pemain di tengah berlangsungnya pertandingan, adanya kerusuhan antar suporter yang memakan banyak korban, juga tentang masih adanya beberapa gaji pemain yang belum dibayarkan.
Industri sepakbola Indonesia  harus dibangun bersama-sama oleh semua stakeholder yang berkewenangan di sana dengan tetap menyertakan sisi-sisi humanisme.
1. PSSI
Sebagai induk dari sepakbola Indonesia, PSSI merupakan garda terdepan dalam membangun industri sepakbola yang humanis. PSSI harus terbebas dari semua kepentingan golongan untuk bisa obyektif terhadap semua stakeholder di bawahnya. PSSI juga harus terbebas dari mafia dan pengaturan skor seperti yang diiusakan selama ini.
Sebagai operator liga, PSSI harus membuat aturan yang jelas dan konsisten dari awal hingga akhir liga. Jadwal pertandingan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan dengan agenda tim nasional dan atau pertandingan/kompetisi di regional Asia. Disediakan pula wasit yang obyektif dan berkualitas yang mampu memimpin pertandingan tanpa terpengaruh oleh intervensi dan tekanan dari pihak manapun sebelum, saat, dan setelah pertandingan.
Harus ada aturan dan hukuman yang tegas kepada setiap pemain yang melakukan tindakan pelanggaran dan protes yang berlebihan. Terkadang hanya karena satu pemain yang bermasalah, pertandingan terganggu bahkan memicu kerusuhan suporter.
Hukuman dan sanksi tegas juga dapat diberikan kepada tim/klub yang  tidak mampu membayar gaji pemainnya. Jika sedari awal saat verifikasi klub, klub berpotensi untuk menunggak gaji pamain, PSSI berhak untuk membatalkan keikutsertaan klub tersebut dalam liga.
Awalnya mungkin memang akan berat, tetapi demi keberlangsungan dan keberlanjutan liga yang lebih baik di masa yang akan datang, aturan-aturan yang ketat tersebut sangat perlu untuk diberlakukan.
2. Klub