Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berhenti Menjadi Gamers Nanggung

14 November 2017   19:47 Diperbarui: 14 November 2017   20:03 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekiranya di luaran sana telah banyak orang yang mendapatkan segudang materi dari game, telah kuyakini itu sebagai jalan rejeki mereka. Entah sebagai developer game, analis game, geme tester atau bahkan gamers itu sendiri. Selain karena mungkin memang berbakat, waktu, tenaga, pikiran, bahkan modal telah mereka dedikasikan untuk selanjutnya mendapatkan apa yang memang pantas didapatkan. Mendapatkan penghasilan dan materi dari game.

Lalu bagaimana dengan manusia-manusia berlabel gamers nanggung yang semakin menjamur? Manusia-manusia nir-visi dalam bermain game yang dengan sangat percaya dirinya mengakui bahwa bermain game hanya untuk bersenang-senang. Bermaian untuk sekedar mengisi waktu luang. Bermain untuk sekedar mengisi waktu jeda di sela kegiatan utama. 

Jawabannya tentu saja beragam. Semua tergantung batasan. Bermain game di sekelibat jeda kerja tentu lebih banyak manfaatnya. Pikiran menjadi lebih segar setelah sekian lama terforsir untuk bekerja. Ide-ide kreatif muncul setelah sebentar saja memainkan game di tangannya. Bahkan game diyakini merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kecerdasan. Dan kembali lagi, rasio aspek manfaat-mudharat tentu bergantung pada batasannya.

Karena memang tidak sedikit gamers nanggung yang tidak tahu batasan. Bermain game hanya untuk kepuasan sesaat. Bermain game sembari mengorbankan peluang untuk melakukan/mendapatkan hal yang lebih bermanfaat.

Di beberapa testimoni sebuah game, pasti ada yang mengatakan game tersebut membuat ketagihan, menjadikan yang memainkan kecanduan. Semula mungkin memang hanya dimainkan singkat di waktu jeda antar pekerjaan/kegiatan, berlanjut dimainkan agak lama pada waktu ketika tidak mengerjakan apa-apa, dan pada akhirnya dimaninkan lama bahkan mencuri-curi waktu kerja/kegiatan lainnya. Ya, awalnya pengisi jeda untuk mengusir bosan. Menjadi pengisi waktu luang. Berakhir menjadi pengganti kegiatan yang lebih produktif.

Betapa kamudian banyak waktu produktif yang terbuang percuma. Betapa kemudian banyak peluang quality time dengan orang sekitar hilang dengan sendirinya. Betapa kemudian ide dan gagasan yang seharusnya terlintas menguap entah ke mana.

Faktanya memang terlalu banyak yang harus dikorbankan. Terlalu banyak juga alternatif kegiatan pengganti bermain game. Bersosialisasi dengan rekan/teman/kolega, mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, menambah ilmu dengan belajar entah apapun itu, ataupun dengan membaca atau menulis segala sesuatu yang bisa ditulis. Akan sangat puas dan gembira jika yang dilakukan tidak hanya sekedar menghasilkan kesenangan.

Menjadilah pemain game yang profesional atau tidak usahlah bermain game sama sekali!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun