Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Dialog Aku Handphone Second

11 Oktober 2017   07:50 Diperbarui: 11 Oktober 2017   08:53 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Istirahat ini hanya seperti istirahat-istirahat sebelumnya. Sebuah rutinitas yang paling ditunggu dalam bekerja. Waktu jeda yang kegiatan di dalamnya dapat menentukan hasil akhir suatu proses kerja. Adalah waktu ketika perut kembali diisi makanan. Pikiran disegarkan ulang. Dan kreativitas kembali dimunculkan baik dengan tidur sebantar ataupun dengan obrolan-obrlan ringan.

"Satu juta, cash, dan langsung kubayar sekarang jika handphone mu memang akan kau jual!", Begitu cepat Zaka mengganti topik pembicaraan saat orang-orang di sekitarnya mulai tidak tertarik dengan topik yang dibahas sebelumnya. Topik tentang kehidupan rumah tangga yang memang dalam satu ruangan baru Zaka yang sudah berkeluarga.

"Satu juta ya? Tambah satu juta lagi baru kulepaskan. Dua juta dan kau berhak mendapatkan yang sekarang sedang kupegang ini", dan juga masih seperti biasa, istirahat adalah waktu paling tepat untuk membuka kanal berita, bermain mobile game online, dan bersosial media.

Jam kerja adalah waktu untuk memang benar-benar fokus bekerja. Jika didalamnya masih ada kegiatan ataupun hanya obrolan di luar agenda kerja, maka hal tersebut haruslah berdurasi seminimal mungkin. Harus berbobot seremeh temeh mungkin. Semua fokus tenaga, hati, dan pikiran harus berada didalam agenda kerja.

Dan salah satu karena itulah istirahat adalah waktu yang kedatangannya sangat dinantikan.

"Harga barunya dua juta. Sudah setahun kau memakainya. Dan kau minta dua juta? Kesehatan mental macam apa menawarkan barang sebegitu tidak masuk akalnya?"

"Apakah handphone baru sudah terinstal aplikasi penunjang kerja? Apakah handphone baru sudah tersimpan lagu-lagu payung teduh yang lagunya kau perdengarkan setiap istirahat itu? Apakah handpone baru juga sudah tersimpan kontak teman-teman kerja kita, atasan kita, dan klien-klien kita? Thats all you need sudah berada di handphone ini tanpa kau susah-susah mengisi. Bukankah kepraktisan dan effisiensi adalah mahal harganya?"

"Penjelasanmu terlalu receh, terlalu klasik!"

"Ya, sereceh dan seklasik penawaranmu Pak Zaka!"

Dan sesisi ruangan tertawa. Gaduh. Dan dalam sejenak kembali hening. Semua kembali ke dunia istirahat masing-masing. Semua handphone-an, dengan tujuan annya masing-masing tentunya.

"Kalau memang Pak Zaka tidak bersedia, berarti memang belum rejekinya Pak Zaka, belum rejekiku, dan memang belum rejeki kita. Satu hal yang mungkin bisa terjadi, jika ada orang yang menjual beberapa asetnya dengan harga yang miring karena sedang butuh uang, kenapa gak ada orang yang mau membeli handphone ku ini degan harga mahal karena orang tersebut sedang butuh handphone? Dan sekali lagi, kalau memang Pak Zaka tidak bersedia, biar kutunggu saja datangnya orang yang memang sangat butuh handphone dan bersedia membayar dua juta".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun