Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[WPC-16] Jakarta Masih Tersenyum

8 Agustus 2012   01:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore yang dinanti akhirnya tiba. Acara ngabuburit di ujung minggu ini kucoba untuk mengisinya dengan ritual yang berbeda. Seorang kawan senior mengajakku hunting foto di area Jakarta. "Pokokke melu, terserah kameramu, njupuk gambare kepiye yo sakkarepmu!" seru kawanku. Jakarta bagiku adalah kota yang penuh kehidupan. Dua minggu aku hidup di Jakarta dan mencoba mencicipi kehidupan-kehidupannya. Dua minggu hidup di jantung Indonesia kurasakan masih belum menemukan sisi lain Jakarta. Kehidupan hutan beton sudah kujamah. Monas sudah kujelajah. Apa lagi ya? Jakarta lebih kejam dari serigala. Ingin sekali rasanya menangkapnya di sebuah lensa. Beruntung, sore ini aku tak terlambat ikut acara yang katanya terakhir digelar 3 tahun silam. Kami berkumpul di JDC Slipi sebagai meeting point, pukul 15.00 sesuai dengan waktu yang disepakati. Sekitar 20-an orang yang sebagian besar tak kukenal mulai membaur, dalam satu semangat yang sama, berburu. Rombongan hunting mulai berjalan menuju persimpangan kereta api, kemudian menyusuri rel. Ini dia, kawasan Petamburan, aku baru menginjaknya untuk kali pertama, dan ternyata masih Jakarta. Kawasan ini diapit oleh banyak rumah sederhana, aku mengiranya adalah bangunan ilegal, karena sangat dekat dengan rel kereta api. [caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="Petamburan, Jakarta"][/caption] Aku mencoba membayangkan, bagaimana kehidupan mereka di kawasan yang hampir sepuluh menit sekali dilintasi oleh kereta api ini. Setiap sepuluh menit sekali, mereka akan mendengarkan nyanyian klakson kereta, dan mendengarkan nada-nada rel yang beradu dengan roda. [caption id="" align="aligncenter" width="606" caption="Nada-nada Jakarta"][/caption] Petamburan, menjadi salah satu bagian dari ratusan kontur Jakarta lainnya yang dimegahi dengan gedung bertingkat sebagai atap tetapi berisi bangunan belum layak sebagai alasnya. Jakarta di bagian manapun selalu sibuk dalam tatapanku. Kesibukan untuk bekerja menjadi suguhan utama ketika melintas ke ujung manapun di ibukota. Dan sore ini, Petamburan sebagai salah satu wilayah di Jakarta juga menyuguhkan kesibukan. [caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Sibuk"][/caption] Beruntung sore ini aku menatap Petamburan, karena di setiap sisi bangunan yang hampir diliputi kemirisan, aku melihat bahwa asa masih membumbung di pundak mereka yang menghuninya. Semangat masih terus menyala, dan keoptimisan enggan luntur dari pandangan. [caption id="" align="aligncenter" width="583" caption="Senyuman daster vs tanktop"][/caption]

Keharmonisan hidup kudapati saat berinteraksi di celah-celah Petamburan. Terlebih, saat kami berjumpa dengan anak-anak yang seolah tak mau tahu, bahwa di manapun mereka berada bermain tetap menjadi sesuatu yang menyenangkan.

[caption id="" align="aligncenter" width="573" caption="Taman bermain"][/caption] ________________ Tulisan dan foto-foto di atas menurutku adalah Jakarta dari sudut lain seperti tema WPC Kampret yang mengajak mengajak kita menjepret foto dari sudut yang tak biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun