Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kisah Gotong Royong BPJS Kesehatan; Mbah Saminem, Tahu Bulat, Hingga Evolusi

19 Juni 2016   02:31 Diperbarui: 19 Juni 2016   02:45 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunakan BPJS kesehatan di Faskes 1, bisa tertolong sekaligus menolong (dok. pri)

“Sssaakit sekaliii….”, rintih Mbah Saminem sambil memegangi perutnya di ruang tunggu RSUD Sleman. Mbah Saminem duduk sambil memejamkan dan membuka mata perlahan, berkali-kali. Badan Simbah gemetaran. Dengan panik, saya memapah Mbah Saminem menuju ruang UGD. Petugas yang berjaga menyuruh kami menunggu. Setelah dibaringkan, sekujur tubuh Mbah Saminem bergetar semakin kencang. Kulitnya memucat. Mata terpejam. Kenapa ini?

Akhirnya dokter spesialis yang menanganinya telah datang, langsung memeriksa dan memberi perawatan. Sejurus kemudian tubuh Mbah Saminem terlihat lebih tenang. Pucat di wajahnya perlahan menghilang. Selang beberapa waktu kemudian, kondisi Simbah berubah semakin membaik.

Dokter menjelaskan bahwa Mbah Saminem mengalami efek samping dari pemasangan alat kontrasepsi yang tertanam di rahimnya. Setelah mendapatkan penanganan yang cukup di rumah sakit, Simbah bisa segera kembali pulang. Saat saya tanya berapa biaya yang harus dikeluarkan, petugas yang berjaga menyampaikan bahwa Mbah Saminem telah terjamin urusan biaya kesehatannya oleh pemerintah. Artinya, segala macam penanganan Mbah Saminem tanpa dikenakan biaya sepeser pun. Alhamdulillah.


Cerita bersama salah seorang warga Cangkringan, Sleman di atas selalu terlintas dalam ingatan saya ketika berurusan dengan kesehatan. Sehat adalah modal besar seorang manusia dalam melakukan berbagai aktivitas. Sehat menjadi sangat mahal jika kita mengalami sakit yang tak tertahan.

Seperti seminggu yang lalu, kebetulan saya terkena flu berat sehingga mengganggu pekerjaan yang saya lakoni setiap hari. Berbekal kartu BPJS kesehatan, saya segera berangkat ke Puskesmas Kraton, Yogyakarta yang menjadi rujukan fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Pelayanan di Puskesmas ini relatif baik. Urusan pendaftaran telah terkomputasi dengan rapi sehingga antrian warga yang akan berobat bisa tertangani dengan cepat. Setelah melakukan pendataan, saya langsung diberi struk yang menunjukkan bahwa retribusi yang dikenakan kepada saya sebesar Rp 0,00 alias gratis.

Struk dengan retribusi Rp 0,00 (dok. pribadi)
Struk dengan retribusi Rp 0,00 (dok. pribadi)
Tanpa menunggu terlalu lama, saya sudah berada di ruangan poliklinik untuk diperiksa. Dokter yang menangani cukup ramah. Selain menanyakan keluhan yang saya alami, dokter juga memberikan berbagai konsultasi.

Selanjutnya catatan resep yang ditulis oleh Pak Dokter saya bawa menuju loket sebelahnya untuk menebus obat. Dengan sigap petugas menerangkan aturan minum obat yang diberikan kepada saya.  

Saya hitung proses pemeriksaan kesehatan di Puskesmas ini sekitar 20-30 menit dari awal hingga selesai. Tergolong cepat bagi puskesmas yang menangani warga dengan berbagai latar belakang.

Sebungkus obat yang saya terima secara cuma-cuma karena layanan BPJS kesehatan (dok. pribadi)
Sebungkus obat yang saya terima secara cuma-cuma karena layanan BPJS kesehatan (dok. pribadi)
Ini adalah kedua kalinya saya menggunakan fasilitas BPJS kesehatan sejak menjadi peserta asuransi kesehatan pemerintah ini Agustus tahun lalu. Mengapa memilih BPJS dibanding asuransi lainnya?

Awalnya alasan utama mengikuti program BPJS kesehatan adalah karena dorongan dari lembaga pemberi kerja yang mewajibkan saya dan keluarga agar terdaftar dalam asuransi kesehatan dari pemerintah ini. Sebetulnya jika dibandingkan dengan asuransi yang disediakan oleh beberapa tempat saya bekerja sebelumnya, manfaat yang diberikan BPJS kesehatan relatif berada di bawahnya. Namun melihat kebiasaan keluarga yang sering berobat di puskesmas maupun rumah sakit terdekat yang semuanya bekerjasama dengan BPJS kesehatan, saya memantapkan diri untuk mengurus keikutsertaan dalam asuransi kesehatan milik negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun