[caption id="attachment_180788" align="aligncenter" width="560" caption="Warung Nasi Image: dwikidharmawanblog.com"][/caption]
Jika Anda pernah menonton sepakbola di kawasan Stadion Gelora Sepuluh Nopember Surabaya, maka tidak jauh dari tempat tersebut ada sebuah warung di pojok jalan bernama ”Warung Nasi Teratai” yang menjadi tempat mangkalnya abang becak dan anak-anak sekolah. Dinamakan teratai karena berada di Jalan Teratai.
Walaupun hanya berlauk iwak peyek dengan berbagai sayur seperti urap, kare, bali, lodeh, dan rawon, namun warung ini bisa menghabiskan 300 kg beras atau 3 kwital dalam sehari. Hal ini karena harga makanan di warung ini sangat murah sekali. Hanya sekitar 3 ribu ribuah sampai 5 ribu itu sudah termasuk minumnya. Warung ini 24 jam tidak pernah sepi, dengan porsi makan melebihi rata-rata.
[caption id="attachment_180789" align="alignright" width="252" caption="Jl Teratai. Image: dwikidharmawanblog.com"]
Setelah beberapa kali datang ke warung ini, ternyata tidak hanya abang becak dan anak-anak sekolah yang makan di tempat ini, tetapi para pekerja kantor dan para sopir angkot banyak juga. Sedangkan akhir-akhir ini saya jarang makan di tempat ini karena selalu saja kasir menolak saya bayar. Lama-lama menjadi sungkan sendiri.
Bisa Menghajikan Keluarga
Hal ini karena memang pemilik warung ini adalah teman saya mengaji. H Suwaji namanya. Berasal dari LA (Lamongan Asli) tepatnya dari kawasan Deket. Hijrah ke Surabaya sejak masih bujangan sekitar 20 tahun yang lalu. Kini dia sudah memiliki dua anak.
Dia mengaku, sejak mendirikan warung ini dia bisa mengahajikan keluarganya mulai bapak ibu serta kedua mertuanya. Beberapa paman juga sudah dihajikan, adapun dirinya baru berangkat haji belakangan, yaitu sekitar dua tahun yang lalu.
Dia senang dengan bisnis ini karena bisa membantu banyak orang termasuk para karyawan yang jumlah sekitar 20. Mulai tukang masak nasi, tukang bersih-bersih, tukang masak sayur sampai pramusaji selama 24 jam dalam sehari.
Pria yang biasa dipanggil Kaji Sego ini tetap suka begaul dengan banyak kalangan, termasuk kepada para santri yang tinggal di pasantren dan orang biasa seperti saya.
Salam Cinta Wirausaha...