Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kedahsyatan Ngawulo

18 Oktober 2021   16:01 Diperbarui: 18 Oktober 2021   16:06 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumentasi pribadi 

Kesadaran penuh bahwa diri kita adalah seorang hamba Alloh Azza Wajalla sebenarnya punya efek yang luar biasa dalam kehidupan. Runtuhnya egoisme dan kesombongan akan benar-benar mewujud jika merasa bahwa tujuan hidup kita hanya saja. Menghamba.

Dan memang itulah tujuan utama Alloh Azza Wajalla menyiptakan kita hidup di dunia. Sebagai dawuhnya dalam alQur'an pada Surat Adzariyat 56,

Dalam tradisi Jawa, baik di pesantren maupun sampai jenjang keraton para abdi dalem adalah salah satu contoh nyata jika ketulusan dalam ngawulo yang sungguh-sungguh itu berefek besar pada keberkahan dan ketentraman jiwa.

Dilihat dari segi bayaran materi dan secara kasat mata mungkin tidaklah cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun keyakinan yang kuat bahwa pengabdian kepada sinuhun sri sultan nyatanya mereka rasakan kecukupan.

Selain itu ketenangan hati, jiwa dan keberkahan mereka rasakan. Anak-anak keturunan mereka rata-rata juga mudah diatur dan nurut. Pedidikannya juga tinggi. 

Sehingga hampir tidak ada yang berhenti tengah jalan ketika menjadi abdi dalem. Rata-rata sampai meninggal dunia.

Dalam 3 tahun sekali mereka akan naik pangkat jika memenuhi kriteria penilaian. Salah satu cara penilaiannya adalah dilihat dari akas dan sregepnya untuk sowan kepada sultan.

Begitu juga dengan kehidupan orang yang yakin dan beriman kepada Alloh Azza Wajalla dengan totalitas pengabdian secara penuh. Hatinya diliputi ketenangan dan merasakan keberkahan hidup. Kapanpun dan dimanapun.

Apalagi yang dijadikan tujuan pengabdian adalah raja diatas para raja, dzat Yang Maha Hidup dan Dzat Yang Tidak Akan Mati. Hayyu la yammut. Beda dengan raja dan sultan keraton yang umurnya terbatas. Boleh jadi abdi dalem disayang oleh sultan pertama, namun belum tentu untuk sultan kedua atau selanjutnya.

Dalam kehidupan kita, Alloh Azza Wajalla juga menguji para hamba atau kawulonya agar naik pangkat dan derajatnya semakin dekat kepadaNya. Tanpa menunggu 3 tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun