Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara agar Memiliki Keluarga yang Santun

1 Januari 2019   16:12 Diperbarui: 1 Januari 2019   16:22 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari 124 ribu nabi Allah dan 313 rosul Allah, ada 25 nabi dan rosul yang wajib kita ketahui. Dari 25 nabi dan rosul itu kemudian dipilih, Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad Saw  sebagai ulul uzmi, karena mempunyai kesabaran dan keteguhan luar biasa di atas rata-rata manusia maupun nabi yang lainnya.

Dari 5 ulul azmi tersebut kemudian dipilih lagi dua nabi yang mendapat gelar uswah hasanah. Yakni Nabi Ibrahim As al-Hanif dan Nabi Muhammad As al-Amin. Uswah hasanah adalah teladan yang baik bagi kita untuk diterapkan dalam kehidupan. Tiap sisi kehidupannya bisa kita ambil sebagai suri tauladan, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun bermasyarakat.

Ya, dua Nabi uswah hasanah inilah yang selalu kita sandingkan ketika membaca sholawat ibrohimiyah dalam sholat di akhir tahiyat. Keduanya adalah hamba Alloh yang dipilih menjadi kekasih-Nya karena sifat santun yang dimilikinya.

Bukan tanpa sebab dan alasan Alloh memilih menjadi kekasihnya. Mereka telah melewati ujian-Nya dengan hasil yang istimewa. Nabi Ibrohim As tetap menjaga kasih sayang, berdoa dan terus berbuat baik kepada sang ayahanda walaupun dia tidak mau mengikuti ajarannya dan pernah mengusirnya.

Tidak mengherankan jika kemudian anak, cucu sampai cicit beliau kemudian menjadi hamba yang mempunyai kesantunan di atas batas rata-rata manusia biasa. Termasuk Nabi Muhammad Saw yang merupakan satu jalur nasabnya dengan Nabi Ismail As.

Dalam al-Qur'an, Nabi Ismail As disebut hamba yang halim sebagaimana sang ayahanda. Mau diapakan saja oleh orang tuanya karena tahu bahwa orang tuanya melakukan bukan atas nafsu, namun berdasarkan wahyu. Bahkan ketika mau disembelih pun dia mau.

Semua juga tidak lepas dari peran Siti Hajar sang ibu. Ketika masih bayi dalam gendongan, dia rela ditempatkan di lembah bakkah yang tanpa penghuni. Sebuah lembah yang jauh dari kehidupan manusia. Dia pun ridlo karena tahu bahwa keputusan suaminya itu adalah perintah Alloh Azza Wajalla.

Hasil dari kepatuhan yang menyatu dengan kesantunan itulah, di lembah bakkah ini kemudian turun pertolongan Alloh Azza Wajalla. Keluarnya mata air zam-zam yang menjadi sumber berkah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim As yang ditinggalkan. Lembah itu kini menjelma menjadi Makkah al-Mukarromah.

Sebuah keyakinan bahwa di balik perintah Alloh Azza Wajalla mengandung hikmah itu pula lahirlah manusia-manusia unggul dan tempat-tempat yang mulia. Sungguh pembelajaran berharga untuk bekal kita mengarungi dunia modern yang serba instans sehingga nilai-nilai kesantunan makin pupus tergerus.

Pelajaran berharga pula bahwa pula, bahwa asma Alloh al-Halim ternyata sudah disematkan kepada para hamba yang dicintai-Nya. Bagi kita, dengan membaca kisah sejarah para hamba tersebut secara berulang-ulang akan terjadi internalisasi dalam diri yang puncaknya akan dengan mudah meniru apa yang mereka lakukan. Walaupun tentu saja dengan segala keterbatasan sebagai manusia biasa yang bukan nabi dan rosul.

Selain membaca kisah sejarah mereka, napak tilas yang disertai ilmu dan keyakinan dengan melaksanan ibadah haji dan umroh akan membangkitkan semangat untuk meniru dan meneladani apa yang dilakukan oleh keluarga Nabi Ibrohim As tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun