Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandemi Merampok Bahagia Mereka

28 Mei 2021   12:18 Diperbarui: 28 Mei 2021   13:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Covid19 telah merampas kebahagiaan para pelajar, guru, mahasiswa dan dosen dalam proses belajar dan pembelajaran di berbagai tingkatan pendidikan di Indonesia, bahkan di berbagai Negara yang berimbas pada penyebaran pandemi covid-19

Beberapa keterampilan yang “dirampas” oleh covid-19 adalah:

Guru tidak mampu meyakinkan siswa bahwa praktikum yang dilaksanakan jauh lebih bermakna dan berhasil dalam pencapaian tujuan akhir pembelajaran karena saat ini pandemi membuat yang praktik menjadi berteori dan berteori terus berteori. Walau kita yakini bersama bahwa nurani masih terpakai di masa pandemi di mana menghindari penyakit jauh lebih penting daripada harus melawannya.

Guru memaksakan diri untuk dapat mengajar walaupun subtansinya mereka harus mengajarkan akhlak dan membangun karakter siswa dalam interaksi langsung, di mana perilaku siswa dapat terukur dan menerima nasehat baik dalam proses belajar, karena sejatinya belajar adalah proses perubahan diri menjadi lebih baik. Pandemi covid-19 telah merampas hak dan kewajiban guru dalam mengajarkan siswa akan pengajaran akhlak dan membangun karakter siswa yang lebih baik secara langsung dalam interaksi di kelas dan Sekolah

Pandemi covid-19 merampas metode pengajaran guru yang selama ini dipergunakan dalam interaksi di kelas, ceramah akan subtansinya materi, praktik model pembelajaran sebagai strategi guru dalam membumikan materi sehingga siswa mudah dan dapat memahami proses pembelajaran dengan bertanya langsung kepada ibu bapak guru di kelas. Pandemi covid-19 benar-benar mereduksi kompetensi pedagogi guru dalam interaksi langsung dengan siswa. Semua mata memandang layar laptop dan tiada lagi ruang privasi dalam mengajarkan siswa di saat mereka membutuhkan interaksi langsung dengan guru.

Bangunan ukhuwa antar sesama siswa membiasakan mereka hanya menyapa dalam sosial media yang semakin hari semakin tidak mengenal dunia nyata. Berapa banyak yang kita lihat dalam ragam interaksi nyata dalam kehidupan sehari-hari di mana siswa di saat berkumpul bersama bukan lagi senda gurau yang dihadirkan namun cenderung sibuk dengan smartphone yang melekat di tangan mereka. Pandemi semakin merampas keceriaan anak sekolah dalam interaksi nyata mereka dan kini terus diajarkan bagaimana menyapa dan akrab dalam dunia media sosial namun kering dalam dunia nyata.

Para tenaga pendidik, tenaga pendidik dan siswa harus hidup dalam dunia teknologi dan meninggal kehidupan tradisional mereka tanpa teknologi. Kehidupan tanpa smartphone jauh lebih membahagiakan dan menyenangkan karena dapat melahirkan keakraban yang membahagiakan. Namun pandemi covid-19 telah merampas kehidupan tradisional tenaga pendidikan, pendidik dan siswa dalam interaksi mereka di Sekolah.

Tidak hanya merampas kebahagiaan para pendidik, tenaga kependidikan dan siswa, tetapi Pandemi covid-19 telah merampas ekonomi para penjual cilok, bubur, sate, nasi kuning, dan camilan lainya di depan SD dan SMP dan mereka tergerus oleh keindahan teknologi yang tak bersahabat, siswa terpaksa memesan melalui aplikasi online yang mudah, namun di sisi lain, nasib para pedagang di depan Sekolah tak lagi dapat memberi senyuman buat keluarga seperti keadaan normal dulu. Covid-19 menggeser mereka pada dunia lain dan berusaha melupakan kenangan indah bersama siswa di depan Sekolah seperti bait lagi Obi Mesak “ di sudut Sekolah tempat yang kau janjikan ingin jumpa denganmu”. Ini adalah nostalgia para siswa dan para pedagang asongan yang selalu menanti kehadiran siswa baik jam istirahat dan waktu pulang, entah sampai kapan covid-19 beranjak dari tempatnya dan membiarkan pedagang asongan dan siswa bernostalgia kembali. Pergilah Covid-19!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun