Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Sekolah dalam SDGs

29 November 2020   22:10 Diperbarui: 29 November 2020   22:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka tidak di sini. (id.pinterest.com/purwarini)

             Jendela dunia akan semakin leluasa dapat dikuasai dengan baik jika budaya literasi warga dapat ditingkatkan secara masif, sistemik, terstruktur sehingga benar-benar melahirkan kesadaran mutu pendidikan melalui budaya literasi yang baik. Sekolah dilahirkan dari perut Pendidikan bukan sekedar membangakan mereka yang memang memiliki kecerdasan baik, tetapi Sekolah terlahir juga untuk mereka yang haus akan ilmu pengetahuan, berharap merubah lebih baik dalam kecerdasan mereka demi masa depan yang lebih baik serta menjadi generasi yang berkualitas yang sejahtera.

             Pada bulan September tertanggal 25-27 September 2015 dimana United Nations  Suistainable Development  Summit melahirkan pemikiran dan program serta merekomendasikan pada pembangunan untuk mereduksi problematika sosial (social probelems), diantaranya: (1) Mengentaskan Kemiskinan (No Poverty), (2) Kelaparan (Zero Hunger), (3) Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik(Good Health and Well-being), (4) Pendidikan Berkualitas (Quality Education), (5) Kesetaraan Gender (Gender Equality), (6) Air Bersih dan Sanitasi(Clean Water and Sanitation), (7) Energi yang Terjangkau dan Bersih (Affordable and Clean Energy) (8) Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth), (9) Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (Industry, Innovation, and Infrastructure), (10) Mengurangi Ketimpangan (Reducing Inequality), (11) Kota dan Komunitas Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities), (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production), (13) Aksi Iklim (Climate Action), (14) Kehidupan di Laut(Life Below Water), (15) Kehidupan Di Darat(Life On Land), (16) Perdamaian, Keadilan, dan Institusi Kuat (Peace, Justice, and Strong Institutions) dan (17) Kemitraan untuk mencapai Tujuan bersama (Partnerships for the Goals).

              Sekolah memiliki peran yang sangat signifikan dalam upaya mereduksi problematika sosial yang secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan peserta didik dalam untuk turut serta dalam membantu Kabupaten Kota dengan segala kewenangan yang dimilikinya agar terwujud peran nyata dari nilai Akreditasi Sekolah/ Madrasah untuk kehidupan masyarakat. Melalui peningkatan mutu pendidikan berbasis Akreditas, maka sekolah akan melakukan optimalisasi dengan implementasi dengam baik akan  Standar Mutu Pendidikan yang berdasarkan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Antonius (2014) dalam Rahman et al., (2017) menyatakan bahwa Akreditasi sekolah/ madrasah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/ atau program, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas public. Pakar lainnya juga menekan hal itu, Setyaningsih, (2017) menyatkan bahwa selain untuk meningkatkan kualitas pendidikan, akreditasi sekolah juga berguna untuk menjamin layanan publik dengan memberikan sekolah yang berkualitas.

               Sudah saatnya pendidikan kita merumuskankan perans satuan pendidikan di manapun berada harus memiliki komitmen untuk mereduksi problematika pada sustainable development goals sehingga program pendidikan tidak sekedar membanggakan kecerdasan siswa tetapi upaya terstruktur dan aksi nyata dalam ikut serta membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Selama ini Sekolah dikesankan bahwa hanya sekedar mentransfer ilmu yang berasal dari Kurikulum yang dirumuskan lalu didefinisikan dalam dalam bentuk silabus dan RPP setelah itu selesai tanpa memahami apakah terjadi peningkatan terhadap yang bodoh menjadi pintar, yang kurang mengerti menjadi memahami, memberikan bekal dalam kehidupan sebagai manusia yang memberikan peluang perubahan setelah pulang dari Sekolah, bagaimana menjadi tauladan dalam keluarganya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun