Mohon tunggu...
Arif Hukmi
Arif Hukmi Mohon Tunggu... Penulis - Buku Kumpulan Puisi Suhu Udara (2020) I Master Student Indonesian Language and Literature Education

Postcolonial Studies Critical, Discourse Analysis Language and Literature Education and Culture.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemandirian Masyarakat Adat Hukae-Laeya

31 Maret 2023   00:59 Diperbarui: 31 Maret 2023   01:07 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ritual  Masyarakat Adat Hukae-Laeya saat pesta panen/dokumentasi Juminal Noviansyah

Permukiman merupakan hasil adaptasi manusia terhadap lingkungan dan didasarkan pada kepercayaan masyarakatnya yang terwujud dalam bentuk lingkungan tradisional (lingkungan adat). Konsep tersebut dijalankan dalam unit hunian yang tersusun dalam sebuah pola permukiman yang diteruskan dari generasi ke generasi (Arimbawa & Santhyasa, 2010). Masyarakat adat merupakan entitas budaya dalam sebuah masyarakat yang perlu mendapat perhatian. 

Di awal tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, masyarakat adat tidak panik akan hal tersebut, terutama dalam hal ekonomi. Hal ini karena masyarakat adat hidup bergantung pada alam, ladang, dan hutan yang menjadi hal yang fundamental dalam kehidupan mereka. Berbeda dengan lapisan masyarakat lainnya, yang bergantung pada produk pasar.

Ketika membicarakan masyarakat adat, kita membicarakan kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang menjadi identitas sebuah daerah atau wilayah. Kita perlu menjelaskan kepada masyarakat awam bahwa masyarakat adat bukanlah "masyarakat tradisional atau terbelakang". 

Masyarakat adat adalah sebuah entitas masyarakat yang memelihara tradisi para leluhur mereka turun temurun, seperti bercocok tanam, beternak, pesta panen, mengobati orang sakit, kuliner, dan tentu saja kehidupan spiritual mereka. 

Masyarakat adat adalah sebuah etalase kebutuhan hidup yang telah terpenuhi. Mereka tidak menutup diri terhadap perkembangan zaman dan tetap menggunakan sepeda motor, anak-anak mereka tetap belajar membaca dan bersekolah, meskipun fasilitas sekolah mereka berbeda dengan sekolah lainnya. Khususnya dalam konteks masyarakat adat Hukaea Laea yang hidup berdampingan dengan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kecamatan Lantari Jaya. Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Pendidikan Anak-Anak Masyarakat Adat Hukaea-Laeya

Dalam konteks pendidikan, masyarakat adat Hukaea-Laeya sulit mendapatkan akses dan fasilitas pendidikan yang berkualitas. Tantangan yang dialami masyarakat adat Hukae-Laeya dalam konteks pendidikan adalah perihal fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang terbatas, ketimbang wilayah lain di Bombana, meskipun pemerintah telah memberikan perhatian pada pendidikan di daerah tersebut, namun masih banyak kekurangan dan keterbatasan infrastruktur pendidikan seperti sekolah yang terbatas dan sumber daya guru yang juga masih kurang. 

Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan yang disediakan bagi anak-anak di desa Hukaea-Laeya. Selain itu, permasalahan lainnya adalah perbedaan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan lokal. 

Kurikulum nasional masih mengabaikan kearifan lokal dan budaya masyarakat adat seperti Moronene. Sehingga, banyak pengetahuan dan nilai-nilai budaya yang tidak tersampaikan kepada anak-anak melalui pendidikan formal. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan kurikulum yang mencakup nilai-nilai budaya lokal agar anak-anak dapat mempelajari dan memahami kearifan lokal mereka.

Tidak hanya itu, masalah ekonomi juga menjadi salah satu hambatan dalam memajukan pendidikan di desa Hukaea-Laeya. Banyak keluarga yang masih berpenghasilan rendah dan tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka secara penuh. Beberapa anak bahkan terpaksa putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk memberikan bantuan atau program beasiswa kepada anak-anak yang membutuhkan agar mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun