Mohon tunggu...
arif gumantia
arif gumantia Mohon Tunggu... Bankir - Ketua Majelis Sastra Madiun

Ketua Majelis Sastra Madiun, Gusdurian Madiun, Rumah cerdas matematika Delta Madiun.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku, "Menuju Tak Terhingga"

25 Agustus 2019   11:41 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ariaturns.wordpress.com

Dan hal ini dipatahkan oleh cucu muridnya yaitu Hippasus yang membuktikan bahwa panjang sisi miring segitiga siku-siku yang mempunyai alas dan tinggi sama dengan 1 tidak dapat dinyatakan sebagai rasio dua bilangan bulat, dan karena itu ia bukan merupakan bilangan rasional. Dan penerus Phytagoras lainnya bernama Archytas menemukan fakta penting, hingga fatwanya berubah menjadi : "semua dapat dihampiri oleh bilangan (rasional)" (Hal. 22). 

Hal ini menunjukan bahwa tidak ada sebuah kebenaran absolut dalam  Matematika khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya, karena bisa berubah di kemudian hari, dengan ditemukannya bukti-bukti secara ilmiah, hingga dapat kita katakan bahwa kebenaran hari ini belum tentu  kebenaran esok hari. 

Dalam alam fisis, ada bilangan-bilangan positif yang sangat kecil dan bilangan-bilangan yang sangat besar yang menyatakan ukuran dari sesuatu di alam semesta, bilangan sangat kecil misal massa sebuah electron yang diam atau stasioner, sedangkan bilangan sangat besar contohnya diameter alam semesta yang dapat dilihat, tetapi dalam matematika bilangan positif terkecil tersebut masih dapat kita bagi dua, dan bilangan terbesar tersebut itu dapat kita kuadratkan, ini membuktikan bahwa bilangan-bilangan tersebut bisa menuju tak terhingga, sehingga alam matematika lebih luas dari alam fisis. ( Hal. 52).

Membaca buku Menuju Tak Terhingga ini, meskipun berisi teori-toeri matematika tetapi tetap enak dibaca dan dinikmati karena adanya contoh-contoh yang mudah dipahami pembaca seperti kisah  lomba lari Achilles dan kura-kura, paradoks  Lampu Thompson, balapan katak Thompson, paradoks Hotel Hilbert, dan lain-lainnya. Selain itu juga diceritakan tentang sejarah penemuan-penemuan rumus Matematika.

Misal tentang peristiwa dan proses bagaimana Isaac Newton menemukan konstanta gravitasi berdasarkan konsep Infinitesimal, konon pada suatu hari Isaac Newton sedang belajar duduk di bawah pohon apel (anggaplah memang begitu kejadiannya), sebuah apel jatuh dan Newton bertanya dalam hatinya, apa yang membuat apel tersebut jatuh. 

Kemudian dari penemuan Galileo Galilei sebelumnya, Newton bisa menghitung dan menyimpulkan bahwa benda jatuh tersebut mengalami  percepatan konstanta, yang kemudian ia sebut sebagai konstanta gravitasi. (Hal 77 ) Bagi para pengajar ilmu matematika, hal demikian ini penting juga diberikan ke murid-murid agar mereka bisa belajar memahami konsep-konsep matematika sekaligus belajar ilmu sejarah .

Sebagai catatan kritis terhadap buku ini, karena Matematika itu erat kaitannya dengan Puisi, bahkan Einstein menyatakan Matematika murni adalah puisi berisi ide-ide yang logis (logical ideas), maka alangkah baiknya kalau lebih banyak kalimat-kalimat puitis yang dituliskan saat menjelaskan  teorema-teorema dengan metafora-metafora matematika yang memenuhi unsur estetika.

Saya memberi apresiasi yang tinggi buat buku ini, semoga  Menginspirasi para Pengajar Matematika, atau  matematikawan apapun profesinya untuk menulis buku tentang matematika, sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang yang membacanya, dan bisa menumbuh kembangkan budaya literasi di negeri ini. Peradaban sebuah bangsa akan semakin maju, jika dunia literasinya terus tumbuh dan berkembang.

 Benang merah yang dapat saya tarik sebagai kesimpulan setelah membaca buku ini, menurut saya ada 3 hal yaitu, pertama adalah diperlukan  pikiran yang selalu terbuka dalam memahami kebenaran ilmiah, karena kebenaran tersebut akan selalu diuji oleh bukti-bukti ilmiah di kemudian hari, kedua adalah pentingnya mengembangkan riset-riset dasar Matematika dan Ilmu Pengetahuan, karena bukan sesuatu yang berlebihan bila kita katakana bahwa dunia modern yang berkembang hingga saat ini dibangun antara lain di atas sejumlah teori Matematika yang dikontruksi pada abad ke-17, dan yang ketiga menulis buku matematika, agar mudah dipahami pembacanya  adalah dengan menggunakan contoh-contoh  atau peristiwa sehari-hari saat menjelaskan teorema yang rumit. 

Sebagaimana yang ditulis oleh Hendra Gunawan  di halaman depan,  bahwa setiap orang pasti akan bertemu dengan hantu matematika, tapi tenang saja karena hantunya "cakep". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun