4. Empati, yakni terbuka untuk memahami persepsi klien (pasien) dan membantu klien memahami melalui eksplorasi terapeutik. Berbeda dengan simpati yang hendaknya kita singkirkan dari diri kita, yakni sikap terjebak pada perasaan klien (pasien).Â
5. Orisinalitas atau kejujuran (keaslian) diri ditunjukkan kepada klien (pasien), hal ini berkaitan dengan membangun perasaan yang nyata antara Psikolog dengan klien (pasien) dan mengembangkan sikap kepercayaan antara keduanya.
1. Fase perkenalan, merupakan kesan awal yang terbentuk antara Psikolog dengan klien (pasien)
2. Pembangunan hubungan awal kemudian pembangunan kepercayaan
3. Membangun keterikatan dengan klien (pasien)
4. Klien (pasien) didorong untuk mengidentifikasi masalah dan bekerja sama dengan Psikolog untuk membantu dirinya sendiri
5. Setelah hubungan baik terjalin, bisa berlanjut ke proses berikutnya
6. Fase identifikasi, meliputi : a) Menyamakan persepsi antara Psikolog dengan klien (pasien). b) Mengenal dan memahami klien (pasien)
7. Fase aktivitas atau bekerja, merupakan fase dimana klien (pasien) berkomitmen terhadap proses, terlibat dalam proses pembuatan keputusan demi diri sendiri, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan berusaha menjadi pribadi yang mandiri
a) fase bekerja, yakni fase yang diawali dengan tugas-tugas dan rencana-rencana yang akan dilakukan setelah sesi tersebut selesai