Mohon tunggu...
Ariel Hosea
Ariel Hosea Mohon Tunggu... Mahasiswa

20 y.o | mahasiswa s1 sistem informasi ( semester 6 ) di STIKOM Yos Sudarso Purwokerto | gen z yang menulis | awalnya karena coba-coba lalu jadi hobby | lewat tulisan, saya ingin berbagi | lewat tulisan, saya ingin tumbuh

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Puasa Perut, Puasa Sampah: Kurangi, Pilah, Olah!

14 Maret 2025   14:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   21:24 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilah sampah | Sumber: Freepik

"Puasa bukan cuma soal menahan lapar, tapi juga menahan diri dari kebiasaan boros---termasuk dalam urusan sampah. Ramadan ini, saatnya kita lebih bijak! Kurangi, pilah, dan olah, supaya berkahnya makin terasa, bukan cuma untuk kita, tapi juga untuk bumi!"

Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga kesempatan buat kita jadi lebih bijak dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam mengelola sampah.

Tapi sadar nggak sih, justru di bulan puasa ini, produksi sampah malah meningkat? Dari bungkus takjil sampai makanan yang mubazir, semua bisa jadi masalah kalau nggak dikelola dengan baik.

Nah, biar Ramadan kita makin berkah, yuk coba diet sampah dengan tiga langkah simpel: kurangi, pilah, dan olah.

Pernah lihat tempat sampah di rumah penuh lebih cepat saat Ramadan? Nggak heran, soalnya menurut data, produksi sampah rumah tangga memang meningkat di bulan ini.

Kebiasaan beli makanan dalam jumlah besar untuk sahur dan berbuka sering kali berujung pada pemborosan. Belum lagi penjual takjil yang menjamur, bikin penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, styrofoam, dan sedotan plastik naik drastis.

Kalau kita nggak sadar buat mengelolanya, Ramadan yang seharusnya penuh berkah bisa meninggalkan jejak buruk buat lingkungan. Masa iya, kita udah puasa seharian tapi tetap boros dan merusak bumi?

Kurangi: Hindari Pemborosan dan Plastik Sekali Pakai

Salah satu penyebab utama meningkatnya sampah saat Ramadan adalah kebiasaan lapar mata. Coba deh, pernah nggak sih kamu merasa pengen beli semua takjil yang ada di depan mata pas ngabuburit?

Berbagai hidangan berbuka terlihat menggoda banget, jadi sering kali kita kebablasan beli atau masak lebih dari yang bisa dikonsumsi. Akibatnya, banyak makanan yang akhirnya terbuang sia-sia. Sayang banget, kan?

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 1,3 juta ton sampah makanan setiap tahunnya, dan angka ini makin meningkat saat Ramadan.

Ini artinya, masih banyak dari kita yang kurang bijak dalam mengelola konsumsi makanan. Yuk, coba mulai dengan ambil porsi kecil dulu, kalau masih lapar baru tambah lagi. Bikin daftar belanja sebelum beli makanan juga bisa banget bantu kita biar nggak kalap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun