Iwan Fals, yang memiliki nama asli Virgiawan Listanto, lahir di Jakarta pada 3 September 1961. la dikenal sebagai salah satu musisi legendaris Indonesia yang terkenal dengan lagu-lagu bertema sosial dan politik.
Iwan Fals menghabiskan masa kecilnya di Bandung dan sempat tinggal di Jeddah, Arab Saudi, selama 8 bulan. la mulai mengamen sejak usia 13 tahun untuk mengasah kemampuan bermusiknya. Pendidikan formalnya meliputi SMP Negeri 5 Bandung, SMAK BPK Bandung, Sekolah Tinggi Publisistik, dan Institut Kesenian Jakarta
Awal cerita Iwan Fals sangat menarik karena mencerminkan perjalanan seorang seniman jalanan yang akhirnya menjadi legenda musik Indonesia. Salah satu bagian paling unik adalah saat ia mulai mengamen di jalanan, terminal, bahkan di atas bus kota ketika masih remaja-sekitar usia 13 tahun
Iwan muda bukan cuma ngamen buat cari uang, tapi untuk mengasah keberanian dan kemampuan bermusik. la bilang, ngamen itu kayak panggung latihan buat dia. Dari situ ia belajar berinteraksi dengan orang, mengontrol suasana, bahkan menulis lagu dari pengalaman sehari-hari
Puncak cerita paling berkesan dari perjalanan hidup Iwan Fals banyak, tapi salah satu yang paling emosional dan meninggalkan jejak mendalam adalah saat kehilangan anak sulungnya, Galang Rambu Anarki, pada tahun 1997
Galang: Simbol Perjuangan & Kehilangan
• Galang adalah anak yang sangat spesial bagi Iwan. Bahkan, nama "Galang Rambu Anarki" sendiri adalah bentuk kritik sosial terhadap kondisi Indonesia saat itu (harga-harga naik saat Galang lahir).
• Tapi pada usia 15 tahun, Galang meninggal mendadak karena komplikasi penyakit. Ini adalah momen paling menyakitkan dalam hidup Iwan.
• Setelah kepergian Galang, Iwan sempat vakum dari dunia menyendiri. la le ik dan banyak nyak berkebun dan merenung. Tapi justuu dari luka itu, Iwan mulai menemukan makna hidup.
Awal Mula dan Pencarian Jati Diri
• Mengamen di Jalanan: Sejak remaja, Iwan Fals mulai mengasah kemampuannya melalui kegiatan ngamen. Di usia sekitar 13 tahun, ia mengenal panggung kecil di jalanan, terminal, hingga atas bus kota. Pengalaman ini mengajarkan keberanian, interaksi langsung dengan pendengar, dan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang dihadapi masyarakat.