Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepala Sekolah Kok Rela Jadi Penjahat

10 Mei 2018   22:43 Diperbarui: 10 Mei 2018   23:01 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membayangkan jabatan kepala sekolah kita akan langsung berfikiran tentang orang yang bijaksana. Yang akan selalu membantu siswa siswi sekolah, yang mengemong guru dan pengajar, yang menjadi tauladan dan contoh bagi majunya pendidikan di Indonesia. Pokoknya seorang yang sempurna. Baik budi , bijaksana dan selalu berfikir tentang memajukan pendidikan. Sebuah teladan di tengah masyarakat. Sebuah danau di padang  gersang.

Namun semua itu berbanding terbalik dengan berita yang kubaca kemarin pagi.

Seorang kepala sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 54 Surabaya ditangkap polisi karena menyadap soal UNBK, ujian Nasional berbasis Komputer.  Inisialnya KE.  Sebelumnya polisi telah menangkap Imam dan Teguh yang bekerja sebagai tenaga honorer dan tehnisi disekolahnya dan sudah ditetapkan sebagai tersangka yang menyadap soal ujian dan langsung mengirim ke sebuah lembaga bimbingan belajar milik sang kepala sekolah. Lembaga  Bimbingan belajar Excellent Study Club di Surabaya, untuk diselesaikan dan dibuatkan kunci jawabannya.

Kedua orang itu dijanjikan akan diangkat menjadi pegawai tetap di sekolah tempat mereka bekerja dan dinaikan gajinya. Hal ini dilakukan oleh sang kepala sekolah sebagai ucapan terima kasih kepada pihak komite sekolah yang dia anggap telah banyak membantu permasalahan sekolah. Kepala sekolah yang kita bayangkan orang yang sempurna ini ternyata rela berbuat curang untuk mencapai tujuannya. Rela menjadi penjahat demi segelintir orang.

Bagaimana mau maju jika sekolah sebagai tempat belajar budi pekerti malah mengajarkan kejahatan. Semua boleh dilakukan yang penting lulus ujian. Benar-benar merusak moral anak didiknya.

Malu-maluin sebetulnya , seorang wanita masuk penjara karena mencuri soal ujian. Apalagi jabatannya tinggi sekali. Apa yang kurang coba. Kaya, cantik dan punya masa depan cerah. Semua itu hancur karena serakah.

Padahal yang dia kerjakan akan menghancurkan masa depan siswa siswinya. Pelajar. Anak-anak muda yang polos. Untungnya peristiwa ini tidak mengorbankan siswa peserta ujian,  mereka tidak harus ujian ulang. Kebayangkan sudah cape-cape belajar dan mengerjakan soal tetapi dianggap gagal karena adanya kebocoran soal yang bukan kesalahan mereka.

Akibat kejadian ini akhirnya terdengar unek-unek karyawannya selama dia menjadi kepala sekolah. Banyak keluhan yang akhirnya keluar dari para karyawan tempatnya bekerja mengenai sang kepala sekolah, kerap bicara kasar kepada karyawan dan guru tidak tetap di sekolahnya bekerja. Hal ini diterangkan oleh para guru dan petugas kebersihan yang ada disekolah itu. Attitude sang kepala sekolah akhirnya kelihatan aslinya .

Menurut saya, Ibu kita ini cukup serakah. Tidak pernah mensyukuri nikmat yang telah dimiliki. Selalu merasa kurang, sehingga ingin selalu memiliki apa yang dimiliki orang lain. Akibatnya kurang menghargai orang lain jika tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.  Ujung-ujungnya membutakan matanya dan akhirnya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. 

Orang-orang dikorbankan bukanlah masalah. Anak buahnya, guru-gurunya, institusinya bahkan anak didiknya adalah alat untuk mencapai tujuan. Dan bagi orang seperti ini negara adalah semu. Yang utama dan nyata adalah uang harta dan tahta. Jangan sampai orang seperti itu ada lagi menjadi pimpinan sebuah organisasi pendiddikan. Kedepannya perlu dibuat suatu system yang bisa mencegah hal ini jangan sampai terjadi lagi. Jangan sampai ada lagi kepala sekolah ataupun guru ataupun siapa saja yang bisa melakukan hal ini. Pendidikan adalah utama. Lulus UNBK adalah jalan yang harus dilalui semua siswa-siswi sekolah ke tahap berikutnya. 

Tugas guru dan kepala sekolah adalah memberi bekal mereka agar  mandiri dan berbudi pekerti baik agar selamat sampai tujuan dalam perjalanan itu.  Memberi mereka semangat bahwa mereka itu mampu dan pasti bisa lulus dengan jujur. Jangan sampai mereka diberi bekal racun yang akan membuat mereka berfikir berbuat curang adalah wajar.  Adalah menyakitkan juga rasanya ketika kita belajar dengan sungguh-sungguh dengan mengorbankan waktu, uang  dan tenaga sedangkan teman kita santai-santai  saja tinggal menyalin kunci jawaban dan lulus .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun