Mohon tunggu...
Ariefanny Nabila
Ariefanny Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Environmental Health at University of Indonesia

Undergraduate Environmental Health at University of Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Waspadai PCOS! Kelainan Reproduksi yang Mengintai Gen Z

17 November 2021   20:35 Diperbarui: 17 November 2021   20:59 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa hubungan Gen Z dengan PCOS?

Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini sama gawatnya dengan penyakit menular, bahkan menjadi burden disease di sejumlah negara menengah kebawah. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. 

PTM menyerang dan membunuh masyarakat pada usia yang lebih muda. Meningkatnya angka PTM berkaitan erat dengan perkembangan teknologi dan informatika yang semakin cepat dan mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat. Saat ini, masyarakat juga tidak asing dengan kaum Gen Z, yaitu masyarakat yang lahir pada tahun 1997-2012 dan mendominasi jumlah penduduk di Indonesia sebanyak 27,94%

Dominasi Gen Z memberikan dampak yang besar pada sektor Kesehatan di Indonesia. Hubungan erat antara Gen Z dengan digitalisasi memunculkan kebiasaan-kebiasan atau gaya hidup baru di Indonesia. Gaya hidup semakin bergeser menjadi semakin modern dan berkontribusi erat pada kondisi kesehatan masyarakat, misalnya dalam memilih makanan; melakukan hobi; memilih tempat wisata; kebiasaan olahraga; dsb. Jenis makanan dan tren makanan yang semakin berkembang saat ini mengancam Gen Z dan generasi selanjutnya dalam hal peningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular. Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang mengancam Gen Z khususnya kelompok perempuan adalah PCOS atau Polycystic Ovary Syndrome. Peningkatan risiko PCOS sangat berpengaruh secara signifikan pada berat badan berlebih atau obesitas akibat pola makan yang tidak terkontrol.

PCOS itu apasih?

Polycystic Ovary Syndrome atau bisa disebut dengan PCOS adalah kelainan endokrin pada perempuan usia subur khususnya remaja. Polikistik diartikan sebagai "banyak kista" oleh karena itu PCOS dicirikan dengan pertumbuhan lebih dari 12 kista berukuran 8 mm pada kantung ovarium yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. 

Perempuan dengan PCOS mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, produksi hormon androgen berlebihan yang ditandai dengan pertumbuhan pola rambut pria seperti janggut dan kumis pada perempuan (hirsutisme), jerawat, dan alopesia androgenik atau kebotakan rambut, serta peningkatan hormon testosteron. 

PCOS juga merupakan gangguan metabolisme yang berkaitan dengan resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, dislipidemia, penyakit hati berlemak non alkohol dan apnea tidur obstruktif. Obesitas pada perempuan dengan PCOS akan meningkatkan risiko resistensi insulin dan fitur dismetabolik lainnya.

Kenapa Gen Z rentan terkena PCOS?

  • Kelebihan Insulin (Memiliki riwayat Diabetes Mellitus) karena konsumsi gula berlebih
    Perempuan dengan PCOS cenderung memiliki kadar insulin yang lebih tinggi, terutama bagi perempuan yang memiliki berat badan lebih dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus pada keluarganya. Insulin merupakan hormon yang dibuat di pankreas dan kelenjar yang terletak di belakang perut dan berfungsi mengatur karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh untuk dijadikan sebagai energi. Sedangkan, resistensi insulin ialah kondisi ketika sel tubuh tidak dapat merespon/menolak hormon insulin, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah. Kelebihan insulin dapat mengakibatkan produksi hormon androgen meningkat, hal ini dapat mengganggu proses ovulasi pada perempuan.

  • Memiliki Androgen Berlebihan
    Androgen merupakan hormon-hormon seks pria yang sangat penting dalam perkembangan dan menjaga sistem reproduksi pria. Androgen juga berperan penting untuk menjaga karakteristik sekunder pria, dan inisiasi spermatogenesis. Sedangkan pada perempuan, hormon androgen hanya diproduksi dalam jumlah yang sedikit. 
  • Maka dari itu bila terjadi ketidakseimbangan hormon androgen di dalam tubuh perempuan yaitu dengan memproduksi lebih banyak dari kadar normalnya akan menyebabkan perempuan tidak bisa melepaskan ovum dari ovarium setiap menstruasi dan juga menyebabkan pertumbuhan rambut yang tidak normal.
  • Kekurangan Vitamin D
    Mengutip Verywellhealth, sekitar 67% hingga 85% pengidap PCOS kekurangan vitamin D. Hal ini menyebabkan tubuh tidak memiliki jumlah vitamin D yang sesuai. Kekurangan vitamin D ini dapat memperburuk gejala PCOS. Vitamin D berfungsi untuk meningkatkan kesuburan terutama pada perempuan yang berperan penting dalam siklus menstruasi dan membantu kehamilan. Mengkonsumsi 400 Unit Internasional (IU) vitamin D dengan 1000 miligram (mg) kalsium telah terbukti dapat mengatur dan memperlancar siklus menstruasi pengidap PCOS.  

    Dok. Pribadi
    Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun