Mohon tunggu...
Muhammad Ariby
Muhammad Ariby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mas-mas Malang yang kerap bimbang dengan pilihannya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fikroh: Kemunduran terhadap Akhlak

6 Oktober 2022   21:37 Diperbarui: 6 Oktober 2022   21:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu dzurriyyah  Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan, Kediri, Ning Amelia Anisa Anwar pernah dawuh "Berbangga dengan kemegahan dan kekayaan yang kita punya hanya akan merendahkan diri sendiri. Tetapi saat ini sangat tren sekali. Dan hal ini merupakan kemunduran terhadap akhlak"

Berbicara mengenai kemunduran akhlak seperti suatu hal yang biasa, karena memang pada zaman yang kurang akan attitude ini hampir seluruh umat paham pencitraan belaka. Kenikmatan dunia memang berpengaruh terhadap unggah-ungguh kita dalam hablum minallah wa hablum minannas, yakni keseharian kita terhadap orang lain dan keintiman terhadap beribadah.

Hasan Al Bashri pernah mengatakan "Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat". Ingat pula saat Ibnu Katsir berkata "Kecintaan terhadap dunia, kenikmatan dan perhiasannya telah melalaikan kalian dari mencari akhirat. Hal itupun berlanjut dan baru berhenti ketika datang maut dan ketika berada di alam kubur saat kalian menjadi penghuni alam tersebut." (Tafsir Alquran Adhim, 14:442)

Dalam tanwir tersebut sangat bersifat menekankan kepada kita sebagai umat manusia agar tidak patut untuk mengagungkan harta dan kenikmatan duniawi, sebab berbangga-bangga akan harta kekayaan membuat seseorang lalai akan urusan akhirat dan tentunya banyak dari beberapa insan yang mulai menyombongkan diri dengan harta kekayaan tersebut. Hakikatnya kekayaan dan kebanggaan hanyalah titipan Allah semata dan kenikmatan tersebut akan sirna.

Permasalahan seperti ini perlu kita waspadai dan evaluasi di setiap hari, karena sudah banyak seperti di lampiran berita televisi yang coraknya norak harta benda. Hanya karena kehilangan peluang kekayaan seseorang sudah berlagak gilanya masa ampun. Mereka yang seperti inilah mengalami kemunduran akhlak yang seharusnya dengan tetap bersyukur dan merunduk merasakan betapa kurang beruntungnya orang-orang yang masih jauh di bawah kita.

Memang berbagai faktor yang menjadi sebab kemunduran suatu akhlak, baik luar maupun dalam. Mungkin seperti kurangnya tarbiyyah pemawasan diri, dari lingkungan keluarga, teman, dan lain-lain. Juga lemahnya pembentukkan karakter seseorang seperti ketidak pedulian diri sendiri serta ketidak pedulian orang lain terhadap diri kita. Faktor itulah yang menyebabkan kita sulit untuk menerima kebaikan-kebaikan (hikmah) dari bermegah-megahan.

Watak itulah yang kerap melekat pada diri kita ketika ditimpa kenikmatan, apalagi berlebih. Misal saja, kita punya iphone. Semua orang tahu bahwa iphone  adalah smartphone yang paling eksis dan tenar akan harga yang mahal. Dengan iphone itu, kita pasti ingin pamer, membanding-bandingkan dengan yang lain. Maka dari itu, esensi kekayaan dan kemegahan tersebut hanya akan merendahkan diri kita, bahkan lebih-lebih hanya menjebak kita dalam jurang kehinaan di mata Allah.

Rosulullah pun pernah bersabda dalam sebuah hadits dari sahabat Abu Barzah Al-Islami, "Pada hari kiamat kedua kaki setiap hamba tidak akan bergeser sebelum ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. Tentang ilmunya untuk apa dia pergunakan. Tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia belanjakan. Dan tentang badannya untuk apa dia pergunakan hingga meningglanya.

Maka kebanggan manusia akan kekayaan, keturunan, maupun jabatan sesungguhnya adalah kebanggan yang semu. Karena semuanya hanyalah titipan yang sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh Sang Pemilik Sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun