Pahitnya sakit..
Buah Pare pahit tapi sehat.
Sakit itu.....? Ya saya kasi judul pahit tapi sehat untuk kerohanian kita. Kadang.
Saat sakit, mengingatkanku pada nikmatnya sehat itu.
Saat sakit mengingatkanku menghitung lagi indahnya saat sehat yang tidak terhitung secara detail.
Sakit punggung sangat menyiksa, berdenyut denyut seperti tertusuk, mengingatkan pada banyaknya hari yang terlewati dengan keadaan punggung yang baik yang membuat semua aktivitas berjalan lancar, bukankah itu anugerah?
Sakit perut sampai untuk sekedar menarik napas dalam juga sakit, nyeri, mengingatkan betapa banyak hari-hari terlewati tanpa sakit perut, tanpa susah menarik nafas dalam dalam, bukankah itu anugerah?
Sakit kepala, berdenyut denyut, harus menjaga keseimbangan badan agar tidak sampai jatuh saat berjalan, mengingatkan betapa hari-hari banyak terlewati dengan kepala yang sehat tanpa pusing, bisa bekerja dengan baik, aktivitas lancar, bukankah itu anugerah?
Sakit apalagi..
Ah sangat banyak. Mau saya "list" kan? (buatkan daftar). Tambah banyak. Tapi intinya, justru saat sakit, Â kadang saya merefleksikan betapa banyak anugerah Tuhan yang saya sering lupa hitung dengan rajin, detail, setiap hari setiap saat setiap waktu. Karena manusia bukanlah apa-apa tanpa Tuhannya.
Saat sakit, Â saatnya saya belajar.
Belajar menghitung lebih detail setiap anugerah Tuhan yang melimpahiku saat sehat.
Pahitnya sakit itu, sehat untuk kerohanianku.
Sebuah perenungan saat sakit
Written by
Ari Budiyanti