Mohon tunggu...
aria gardhadipura
aria gardhadipura Mohon Tunggu... lainnya -

...melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera... (homicide)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pameutingan, Never Ending Tasikmalaya! (Part 9)

16 Agustus 2010   14:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

setelah berkegiatan penuh selama sebulan lebih di desa pameutingan, akhirnya kami semua anak anak KKN UNPAD akan melaksanakan kegiatan terakhir yaitu perayaan hari kemerdekaan di desa pameutingan, kami sendiri menyumbang sebuah kreasi seni yang sudah dipikirkan jauh jauh sebelum hari kemerdekaan ini dirayakan. desa pameutingan sendiri merayakan hari kemerdekaan ini dengan sangat meriah, terhitung dua hari menjadi puncak perayaan hari kemerdekaan, setelah sebelumnya semua cabang olahraga yang dipertandingkan sudah mendapatkan para finalis yang akan bertanding di hari kemerdekaan, sehingga pada tanggal 16 sampai 17 agustus barulah perayaan yang melibatkan kreasi seni para warga termasuk kami para warga pendatang di desa pameutingan, hehe. [caption id="attachment_226700" align="aligncenter" width="500" caption="malam malam bersenang senang di lapangan pameutingan siap siap merayakan malam agustusan! (2009)"][/caption] kreasi seni dari kami sendiri adalah sebuah kreasi seni yang terbagi menjadi tiga bagian, semua dikonsep oleh jiman dan agus sang seniman dari sastra sunda, hehe, mereka memang ahlinya dalam hal seperti ini, saya sendiri tidak ambil bagian, cukup menjadi orang yang mendokumentasikan saja sekaligus tim penggembira, hehe. para wanita rata rata ikut ambil bagian di kreasi seni ini, karena para teman teman cewek kebagian bernyanyi di kreasi seni ini. [caption id="attachment_226701" align="aligncenter" width="500" caption="para pelakon sebelum tampil di main stage desa pameutingan (2009)"][/caption] komposisi dari kreasi seni tradisional yang dikonsep jiman dan agus adalah sebagai berikut, bagian pertama adalah sisindiran atau dalam bahasa indonesianya adalah sindiran/menyindir/satire, sisindiran ditampilkan oleh jiman dan agus sendiri yang sekaligus menjadi MC pembuka dari kreasi seni para anak anak KKN, disini jiman dan agus berdandan seperti nenek dan kakek, jiman menamakan dirinya nini manohara (karena pada waktu itu sinetron manohara sedang booming-boomingnya di desa pameutingan dan mendapat perhatian paling banyak diantara warga warganya, hehe) sementara agus yang menjadi si kakek suami dari nini manohara menamakan dirinya aki andreas bayu asmara bolu nama yang panjang bukan? dan sebenarnya masih ada panjangnya lagi, hanya saja saya lupa, hehe, agus dan jiman membuka acara kreasi seni kami setelah sebelumnya para grup kasidahan dari tiap dusun tampil. [caption id="attachment_226703" align="aligncenter" width="500" caption="oza yang sedang menyaksikan kasidahan yang ditampilkan para ibu ibu, sebelum kreasi seni dari anak anak KKN tampil masih ada grup kasidahan sebelumnya yang tampil, lucunya jika lagu kasidahan identik dengan nuansa agamis, justru ibu ibu disini agak mengubah pola pikir seperti itu, alhasil beberapa lagu dangdut pun dibawakan ala kasidahan (2009)"][/caption] sisindiran sendiri didalamnya banyak menceritakan celotehan kakek dan nenek (dalam hal ini diperankan oleh agus dan jiman) yang mengobrol seperti biasa tentunya dalam bahasa sunda, tapi sebenarnya obrolan mereka tersebut kadang menyindir hal hal yang terjadi di negara ini, apalagi masalah sosial dan politik, alhasil sisindiran menjadi suatu kreasi seni yang menghibur sekaligus memberikan pesan moral bagi para penontonnya tentang keadaan indonesia setelah merdeka  selama 64 tahun ini, itu dari apa yang saya tangkap ketika menyaksikan penampilan agus dan jiman yang sangat menghebohkan diatas panggung lapangan bola asimetris desa pameutingan. [caption id="attachment_226705" align="aligncenter" width="500" caption="nini manohara (kiri) yang diperankan jiman dan aki agus andreas (kanan) mulai menggebrak panggung kemerdekaan malam itu dengan sindiran mautnya (2009)"][/caption] setelah sisindiran selesai, maka agus dan jiman memepersilahkan teman teman yang lain untuk masuk panggung dan menampilkan kreasi seni kedua yaitu, sajak endog perang jeung cinta (sajak telor perang dengan cinta). sajak ini merupakan sajak yang diperankan oleh tiga teman kami, mengapa berjudul sajak endog perang jeung cinta? dikarenakan tiga teman kami yaitu dony yang berperan menjadi tukang endog (tukang telor) kemudian rakhmadi yang memerankan prajurit perang dan terakhir adalah dina yang memerankan wanita yang putus cinta, masing masing membawakan satu puisi yang isinya semua berkaitan, jadi jika si tukang endog dony mengeluh tentang dagangannya, kemudian rakhmadi tentang perjuangannya dan dina tentang cerita patah hatinya, puisi tersebut tetap nyambung untuk didengar, dan jangan salah semua berkaitan dan seolah olah menyampaikan satu pesan yang bermakna dan bisa ditebak tidak jauh dari makna kemerdekaan indonesia. [caption id="attachment_226709" align="aligncenter" width="500" caption="penampilan rakhmadi dalam membacakan puisi dari sajak endog perang jeung cinta, penuh semangat dan total, MERDEKAAA! (2009)"][/caption] hal yang paling lucu justru karena puisi sajak endog perang jeung cinta ini asli berbahasa sunda tapi dibawakan oleh teman teman kami yang kurang fasih dalam berbahasa sunda tapi menjadi menarik bagi para warga yang menonton, rakhmadi yang asli orang jawa walaupun lancar berbahasa sunda, tapi aksen jawa yang medoknya tidak bisa hilang, sehingga mengundang decak tawa para warga yang menonton, sama halnya dengan dony yang memang kurang fasih berbahasa sunda, sementara dina memang asli orang sunda hingga tidak kesulitan tentunya dalam membawakan puisi patah hatinya tersebut, hehe. [caption id="attachment_226710" align="aligncenter" width="500" caption="para warga yang membludak demi menonton penampilan dari kreasi seni kami, hehe, itu aslinya ada banyak lagi penonton hingga kebelakang, tapi karena kemampuan kamera pas-pasan, jadi ya hanya segitu saja yang berhasil terabadikan (2009)"][/caption] penampilan terakhir adalah rampak sekar, rampak sekar mungkin bisa dikatakan seperti menyanyi bersama sama, yap, semua rekan rekan kami yang sebelumhya telah menyuguhkan penampilannya masing masing, semua bernyanyi di rampak sekar ini, semua membawakan lagu tujuh belas agustus 45 versi bahasa sunda, haha, betul, lagu tujuh belas agustus tahun 45 ternyata ada versi bahasa sundanya juga, dan ini dibawakan dengan menarik oleh teman teman saya semuanya, dan yang terakhir yaitu membawakan lagu hymne UNPAD versi bahasa sundanya, jujur saya sendiri baru tahu lagu hymne UNPAD alternative version ini, dan tebak, agus yang mengusulkan untuk membawakan lagu ini, ternyata lagu hymne UNPAD versi bahasa sunda ini hanya akan terdengar ketika kami diwisuda, dan betul saja, ketika saya diwisuda kemarinan, lagu ini pun berkumandang di seisi aula, dan ketika mendengarnya pikiran saya langsung membuka lagi kenangan ketika malam tujuhbelasan di desa pameutingan. dengan intro yang mudah diingat, padjadjaran universitas di bandung. [caption id="attachment_226714" align="aligncenter" width="500" caption="kemudian para gadis gadis mulai masuk panggung untuk bernyanyi, karena ini adalah bagian terakhir penampilan kami yaitu rampak sekar (2009)"][/caption] lagu hymne UNPAD tersebut sekaligus mengiringi teman kami jiman dalam mengucapkan rasa terima kasih kami semua anak anak KKN atas diterimanya kami disini selama sebulan lebih, ya bisa dibilang perpisahan tidak resmi, ibu kades pun diundang naik ke atas panggung, kami mulai bernyanyi lagu lagu sunda yang sedang happening saat itu, yaitu lagu darso kabogoh jauh (pacar jauh), hehe, semua pun menari, para pemuda pameutingan pun ikut berjoget ria di atas panggung bersama semua teman teman, dan penutupnya kami pun memberikan hadiah kenang-kenangan secara simbolis kepada ibu kades, tapi bisa dibilang malam itu adalah malam yang emosional bagi kami, karena 2 hari lagi kami akan pulang kembali ke bandung, dan tak terhindar lagi kesedihan teman teman saya semuanya, apalagi yang sedang berada di atas panggung, hampir menitikan air mata semua. [caption id="attachment_226717" align="aligncenter" width="500" caption="ibu kades pun mulai bergabung di stage utama untuk berjoget dan bernyanyi ria bersama kami, makin malam makin panas! (2009)"][/caption] [caption id="attachment_226719" align="aligncenter" width="500" caption="tidak lupa penampilan dari band pengiring yang tidak kalah meriahnya, bisa dilihat bapak bapak yang memukul gong, itu adalah kepala dusun babakan kiray pak darman yang beralih profesi menjadi penabuh gong di malam tujuhbelasan ini, hehe (2009)"][/caption] malam tujuhbelasan yang meriah tersebut jarang saya lihat di kota kota sekarang ini, mungkin hanya warga pedesaan yang masih memegang teguh semangat kemerdekaan hingga saat ini, acara semalam suntuk yang ditutup dengan penampilan grup calung di pameutingan mengiringi langkah langkah kami kembali ke rumah penginapan untuk bersiap siap upacara pagi keesokan harinya. yap, malam termeriah di pameutingan sebelum kami semua pulang, we'll not forget that night. (to be continued) [caption id="attachment_226722" align="aligncenter" width="500" caption="malam yang heboh telah kami lewati, kami pun siap siap lagi untuk pulang dan istirahat agar bisa mengikuti upacara bendera keesokan harinya, yup, sampai jumpa besok! (2009)"][/caption] NB: semua foto diatas adalah jerih payah penulis dan teman temannya selama KKN, enjoy! Kisah Part 8

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun