Sejatinya kita hidup di dunia ini hanya menjalankan takdir, Â sebagai ummat islam kita meyakini bahwa nasib kita baik yang kita harapkan maupun yang kita takutkan sudah ditetapkan oleh Allah swt. Namun sebagai makhluk yang berakal, kita pasti akan berfikir untuk apa adanya ikhtiar? Karena ikhtiar inilah misteri takdir semakin rumit, Â antara percaya atau tidak percaya kita harus melalui hari-hari dengan takdir..
Lantas bagaimanakah kita menyikapi takdir? Manusia adalah makhluk Allah yang paling kompleks, Â diantara kompleksitas manusia adalah manusia diberikan keinginan. Setiap manusia pasti memiliki keinginan, manusia yang mengaku tidak memiliki keinginan berarti relah piwal dari ketentuan Allah, Â begitulah penjelasan sang sufi besar Maulana Jalaluddin Rumi.Â
Lantas bagaimanakah titik temu antara takdir dan ikhtiar yang merupakan eksekusi dari keinginan? Pada dasarnya takdir terjadi karena adanya keinginan, Â seseorang akan diberikan keinginan sehingga ia akan berikhtiar dan hasilnya itulah yang disebut takdir
Ketika hasilnya sesuai dengan yang ia inginkan maka itulah takdir yang baik menurutnya dan ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang ia inginkan maka  itulah takdir buruk menurutnya. Jika seseorang ingin menjadi penguasa maka sejatinya ia sedang mengundang takdirnya,  jika keinginannya tercapai maka takdirnya baik menurutnya dan jika sebaliknya maka itulah takdir buruk menurutnya
Namun terlepas dari apakah itu takdir baik menurut kita ataupun takdir buruk, Â sesungguhnya itu adalah kehendak Allah. Baik atau tidaknya takdir tujuannya hanya satu, Â apakah kita masih beriman dengan takdir itu ketika ia buruk menurut kita sebagaimana kita beriman kepada takdir itu ketika ia baik, ataukah iman kita hanya sebatas pada takdir yang baik saja
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing, Â apakah kita sudah beriman secara totalitas atau belum. Kita hidup di bumi Allah, Â maka berlakulah sebagaimana Allah mengatur buminya, Â tak perlu menghabiskan keimanan hanya demi menghabiskan musuh. Tak perlu menjual Tuhan untuk nafsu yang tak bertuan.