Mohon tunggu...
Rafli Siru
Rafli Siru Mohon Tunggu... Lainnya - suka minum kopi, makang pisang goreng, suka bajalang deng suka pa ngana.

ig: raflisiru

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masa Lalu dan Rumah-rumah

18 Februari 2021   00:52 Diperbarui: 18 Februari 2021   01:18 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Nampaknya aku lupa memberitahumu tentang sesuatu,
mengenai masa lalu yg sempat ku singgung sejak dahulu.

Ya, dikau harus membaca dan temui salah satu caption di foto yang tertera jelas antara 27 foto yg sudah aku bagikan di laman instagram pribadi ku.
dan lagi-lagi, itu sudah ku tulis jauh hari sebelum kutemui sosok dirimu hari ini.

bunyi kalimatnya seperti ini; "memaafkan dan berdamai dengan masalalu? Aku perlu menghabiskan banyak waktu untuk itu."
jujur saja kali ini, setengah ceritaku mulai dari semasa duduk di bangku SMA-Kuliah telah aku habiskan banyak waktu bersama dirinya.

tentu itu bukanlah hal yang mudah untuk menghilangkan beberapa memori-memori yang masih melekat erat dalam ingatan,
aku juga manusia biasa sama seperti kalian, yang sedari masa SD-sekarang terus mempelajari tentang bagaimana cara mengingat bukan cara untuk melupakan.
persoalan melupakan, itu bukanlah persoalan yg mudah. tolong, percayalah.

Mungkin kau juga lupa mengenai rumah
tenanglah,
rumahku cukup banyak.
pada tiap-tiap diri mereka lah yang selalu siap sedia menjadi bahu untuk aku bersandar,
pada telinga-telinga mereka lah yang tetap tegar untuk selalu setia menjadi pendengar,
mereka lah yang menjadi hati paling tabah ketika menerima segala keluh-kesah dan gelisah ku yang hampir tiada tara.
mereka memiliki semboyan "keluarga tidak akan meninggalkan keluarga lainnya" yang masih relevan hingga sekarang.

Mungkin kau juga lupa tentang satu rumah yang menjadi tempat ternyaman ketika aku pulang
ada matahari dalam rumah
wajahnya bersih
matanya penuh cerita
asal kautahu
padanya lenyap segala duka
di pundaknya berada  segala asa
aku memanggilnya "IBU"
doa nya selalu menjadi garda terdepan sebelum langkah kaki ku menapaki tanah diluar rumah.

Segala ucapku di hari itu padamu mungkin masih belum seberapa di bandingkan dengan kisah-kisah yang sudah aku bagikan bersama mereka,
bahkan pada mereka yg engkau menaruh rasa cemburu itu pun masih belum ada apa-apanya.

Teruntuk nantinya siapapun kamu,
mungkin beberapa tugasku sudah selesai.
aku hadir menawarkan beberapa "ketenangan",
bukan hadir sebagai sang pemberi "kebahagiaan".
lantas, apalagi yang akan kau cari selain "ketenangan" itu sendiri?
lihat saja jawabannya, jawaban sudah terselip di dalam lubuk hatimu itu.

Mungkin akan banyak hal yang akan ku bagikan padamu,
setidaknya tentang ceritaku beberapa minggu kemarin.
aku sarankan kau hanya perlu duduk dan menikmati beberapa waktu senggang bersamaku,
setidaknya sampai rasa aman dan nyaman itu kembali hadir lagi dalam dirimu.

Kau harus tau, bahwa sejak hari ini dan dalam beberapa jam ke depan.
ada banyak hati, pikiran, bahkan pribadi-pribadi berbeda dalam setiap diri perseorangan
yang akan menjadi lebih dari sekadar tanggung jawab lahir dan batin yang sudah mereka menaruh harapan itu kepadaku,
dengan demikian, diri ini sudah aku waqafkan untuk mereka sepenuhnya.
hingga pada akhirnya,
ada yang harus kulepaskan mulai sekarang demi beberapa yang harus aku perjuangankan, nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun