Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Oleh-Oleh Balik Mudik Lebaran: Inspirasi, Motivasi, dan Semangat Baru

16 April 2024   19:45 Diperbarui: 16 April 2024   21:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat Liburan (Sumber: DokPri)

Menjadi sebuah tantangan, untuk balik dari mudik Lebaran membawa oleh-oleh: inspirasi, motivasi, dan semangat baru.

Betapa tidak kita bersyukur, bahwa libur Idul Fitri 1445 H (tahun 2024), bisa kita nikmati hampir sepuluh hari. Mungkin ada yang lebih, dan mungkin juga ada yang kurang. Namun semangat libur dan mudik untuk merayakan Lebaran pasti sama. Bagi yang memiliki kampung halaman, sudah pasti semangat untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan mudik. 

Bagi yang tidak punya kampung halaman, pasti juga menikmati waktu liburan bersama keluarga tercinta, dengan berbagai agenda kegiatan yang seru dan menyenangkan. Rutinitas pekerjaan dan aktifitas akan sejenak kita tinggalkan, tidak kita bawa serta berangkat mudik dan liburan.

Pergilah merantau, agar engkau tahu rasa rindu dan indahnya pulang ke kampung halaman

Sejak pergi merantau mulai tahun 2000 hingga tahun 2024 (24 tahun), meninggalkan kampung halaman di Pulau Andalas (Pulau Sumatra), tepatnya di Desa Rejo Asri 3, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah. Saya belum pernah merasakan suasana perjalanan mudik saat libur Idul Fitri. Sebab rute yang akan saya lalui cukup jauh dan panjang. Dari tempat tinggal saya sekarang di kota Sidoarjo (Jawa Timur) ke Lampung Tengah, akan menempuh jarak sekitar 1.500 Kilometer perjalanan darat. Melewati: lembah, bukit, laut, dan menyeberang selat Sunda menggunakan kapal Ferry. Jadi total perjalanan darat yang harus saya tempuh pergi - pulang adalah 3000 Kilometer (Kalau tidak percaya silahkan buktikan dan hitung sendiri.....he...he).

Ada beberapa alasan mengapa saya belum pernah mudik pulang kampung saat libur Idul Fitri. Pertama: karena kondisi jalan pasti macet, padat merayap saat moment tersebut. Kedua: saya lebih sering mudik saat libur Natal dan Tahun Baru, untuk bertemu dengan keluarga besar, dan menemui kedua orang tua di rumah.

Meskipun saya tidak mudik ke kampung halaman di Lampung, namun ada banyak alternatif yang bisa saya jadikan tempat mudik saat liburan Idul Fitri, antara lain: mudik ke kampung halaman istri di Blitar, ke rumah adik di Klaten. Untuk liburan Lebaran tahun ini, saya dan keluarga mudik ke Malang. Menikmati liburan bersama di rumah Budhe (keluarga dari istri). Jadi sebenarnya mudik bukan hanya perkara pulang ke kampung halaman saja. Ada banyak pilihan dan tempat bagi kita untuk bisa mudik. Tempat dimana juga akan kita temukan banyak kisah dan cerita yang bermakna bagi hidup. Selain mudik ke hatimu, iya ke hatimu.

  • Menikmati Liburan Bersama

Menikmati perjalanan mudik bersama akan lebih lengkap sambil menikmati sebuah lagu dari Tulus "Hati-hati di jalan". Kira-kira demikian beberapa cuplikan lirik lagu tersebut:

Perjalanan membawamu
Bertemu denganku
Ku bertemu kamu
Sepertimu yang kucari
Konon aku juga seperti yang kau cari

Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira inikan mudah
Kau aku jadi kita 

Kau melanjutkan perjalananmu
Ku melanjutkan perjalananku
Uh ... uh ... uh...

Hati-hati di jalan .....

Setiap Perjalanan harus ada awal dan akhir. Demikian juga sebuah perjalanan harus mengalami perjumpaan atau pertemuan, dan perpisahan, baik dengan orang yang kita kenal maupun orang yang tidak kita kenal. Dalam sebuah perjalanan ada sesuatu dan nilai yang kita cari. Tentunya bukan semata nilai euforia, namun harus kita arahkan pada nilai atau Keutamaan Personal dan Keutamaan Teologal.

Sebelum bisa menikmati liburan bersama, dalam sebuah perjalanan pasti akan kita temukan berbagai: rasa, kisah, cerita, pengalaman, hambatan, dan tantangan. Wajar, bahwa sebelum kita bisa menikmati kebahagiaan, akan ada sedikit badai dan hujan sebelum pelangi hadir.

Dalam menikmati liburan, diperlukan beberapa sikap antara lain: bijaksana, efisien, kebersamaan, kekeluargaan, dan kerjasama. Sehingga bersama bisa menikmati liburan, agar menjadi lebih bermakna dan romantisBersamamu....kita bikin romantis. Yuk.....kita nyanyi bersama lagi:

Kita bikin romantis
Bikin paling romantis
Sambil bermain mata, turun ke hati, hatinya jatuh

Kita bikin romantis
Yang paling romantis
Sambil gandengan tangan, hati pelukan di angan syahdu

Inspirasi dari Kabut

Sayang rasanya, jika dalam sebuah moment perjalanan tidak dilengkapi dengan niat untuk mencari dan menemukan inspirasi nilai-nilai kehidupan yang baru. Ada dua manfaat yang bisa kita peroleh, Pertama: menjadi bekal untuk pendewasaan bagi diri sendiri. Kedua: akan berguna bagi orang lain saat kita mampu dan mau berbagi inspirasi, meskipun hanya melalui tulisan atau goresan sederhana.

Bagi saya sendiri, adalah menjadi sebuah kebahagiaan dan anugerah yang sangat bernilai, jika dalam sebuah pengalaman, perjumpaan, mampu menemukan dan mendapatkan minimal satu hal atau satu nilai hidup baru, yang bisa saya jadikan sebagai bekal hidup agar lebih baik lagi. 

Memang ada kalanya akan terdapat kontradiksi, bahwa apa yang kita anggap baik, belum tentu bagi orang lain juga baik. Ada kalanya, apa yang kita anggap sebagai sebuah nilai atau inspirasi yang baik, juga akan berlaku sama untuk orang lain. Namun terus melakukan hal baik, harus tetap menjadi sebuah keutamaan dalam hidup dan hidup bersama.

Ada saat dimana kita duduk diam bisa menemukan inspirasi, namun ada saat dimana kita berjalan bisa menemukan inspirasi. Melalui foto dan video liburan di akun Sosmed kita, pasti ada banyak cerita dan pesan moral yang tersembunyi. Tidaklah menjadi sempit dan hanya sebatas pada pamer aktifitas liburan kesana dan kesini. Namun kita juga perlu menemukan dan membagikan inspirasi hidup yang baik kepada sesama. Sebab tanda atau simbol itu penting, namun makna dan pesan yang tersembunyi di balik tanda dan simbol tersebut jauh lebih penting untuk diulik dan dipamerkan. Tiga kata kunci utama: Carilah, Ketuklah, dan Mintalah (tiga kata kerja). Sebagai manusia (makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna), kita sudah dibekali dengan akal, budi, dan perasaan, sebagai modal untuk melakukan kebaikan bagi sesama manusia.

Ketika kita mau untuk mencari, maka akan ada kemungkinan besar untuk menemukan apa yang sedang dicari. Proses untuk menemukan tentu tidaklah mudah, kadang ketika dicari malah tidak menemukan. Namun saat tidak dicari malah muncul dengan sendirinya.

Motivasi hidup yang baru setelah menikmati liburan sudah seharusnya ada dalam pribadi. Sehingga bisa menjadi sebuah resistensi bagi diri untuk lebih baik, lebih semangat lagi untuk kembali melaksanakan aktifitas dan rutinitas. Untuk itu perlu adanya observasi dalam proses menemukan motivasi hidup. Perjalanan mudik adalah ibarat perjalanan untuk "Retret" (Dalam Bahasa Jawa juga biasa disebut dengan istilah "Atret"): sebuah aktifitas terencana untuk sejenak undur diri dari rutinitas hidup. Menuju ke tempat yang tenang, damai, menyenangkan, dan membawa kepada kebahagiaan memori masa kecil. Setelah undur diri sejenak, kemudian mulai mencari ketenangan batin, mencari motivasi hidup. Dimana diri kita ibarat di "refresh" kembali, untuk memiliki motivasi baru, yang akan kita bawa serta bersama perjalanan balik dari mudik.

  • Membawa Oleh-Oleh Semangat Hidup Baru

Video Arus Balik Mudik

Para pemudik pasti akan mempersiapkan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke kampung halaman, atau ke tempat tujuan mudik. Oleh-oleh tersebut tidak hanya sebatas barang, makanan. Bisa dalam bentuk sikap yang hangat, sikap sederhana, senyuman, kebersamaan, dan kekeluargaan. Dalam arti luas, oleh-oleh tersebut adalah lambang: cinta, kasih sayang kepada anggota keluarga, dan sanak saudara.

Demikian juga sebaliknya, ketika balik kembali dari mudik, kita pasti akan membawa oleh-oleh untuk dibawa. Bahkan oleh-oleh yang kita bawa atau diberikan kepada kita terkadang akan lebih banyak. Bisa berupa: beras, tanaman, ayam, burung, makanan ringan, dll. Oleh-oleh tersebut juga merupakan tanda cinta dan kasih, dari keluarga kepada kita yang telah berjuang untuk pulang atau mudik. Oleh-oleh tersebut juga sebagai sebuah wujud penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada kita.

Oleh-oleh yang kita bawa balik dari mudik, tentunya akan ada yang nantinya dibagikan kepada tetangga dan rekan kerja. Bahkan saat membeli oleh-oleh pun kita sudah memperhitungkan, berapa jumlahnya, dan siapa saja yang akan diberi.

Lebih dari semua itu, mari kita lihat "value" yang utama. Bahwa akan lebih bijak jika kita lebih mengutamakan oleh-oleh yang tidak bisa habis, namun bisa dibagikan dan dinikmati oleh orang-orang yang akan kembali kita jumpai selepas mudik. Oleh-oleh tersebut antara lain:  

  • Semangat hidup yang baru
  • Semangat kerja yang baru
  • Semangat belajar yang baru
  • Semangat melayani
  • Semangat mengasihi
  • Inspirasi dan teladan hidup baru
  • ..............? (Silahkan lanjutkan di kolom komentar)

Video oleh-oleh semangat baru:

Selamat datang kembali ke dunia nyata, dunia aktifitas, dunia kerja, dunia belajar kembali.

Sampai jumpa di event mudik tahun 2025. Semoga kita semua senantiasa sehat dan sukses. Amin


Tim Work SMPK Santo Mikael (DokPri)
Tim Work SMPK Santo Mikael (DokPri)


"Selamat hari raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir & Batin"

Sidoarjo, 16 April 2024

By: Mr. aBc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun