Mohon tunggu...
Asron Da Finsie
Asron Da Finsie Mohon Tunggu... Local Civil Government -

Mengisi waktu luang dengan menulis sepulang kerja aplikasi penglihatan mata, hati dan telinga terhadap lingkungan sekitar untuk perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dari Donald Trump Sampai Website Terblokir

7 September 2015   12:00 Diperbarui: 7 September 2015   12:44 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merpati suci lambang perdamaian (peace)

Kebingungan masih menghinggap dibenak saya. Sama bingungnya ketika asap selalu hadir setiap tahunnya terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang masih mempunyai hutan cukup luas. Sama juga bingungnya dengan kedua pejabat Negara Ketua dan Wakil Ketua DPR RI ketika anjangsana ketemu Donald Trump salah seorang konglomerat Amerika yang nanti ingin mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika. Kedua pejabat itu bingung kenapa mereka disorot oleh publik atau netizen ketika hadir dalam suatu acara bersama Donal Trump, mereka merasa tidak ada salahnya hadir ditengah-tengah acara itu, toh.. itu hak azasi mereka untuk menghadiri undangan pada acara tersebut. Tapi yalah.. kalo kapasitas mereka tidak membawa nama Negara tidak akan terlalu dipusingkan oleh para netizen. Namun mana mungkin lah setiap pejabat bisa melepaskan atribut pejabat yang disandangkan atau melekat pada diri mereka. Kecuali lah kalo aktivitas mereka dilakukan diruang tertutup seperti closet mungkin tentu tidak akan tampak dimuka umum.

Tapi ya sudahlah.. yang penting itu harus menjadi catatan tersendiri disetiap relung hati para warga Negara Indonesia tentang sikap dan perilaku kedua pejabat Negara tersebut. Catatan itu juga terbagi dua, yang satu pasti mengarah ke pro dan satunya lagi mengarah ke kontra. Sudah bisa ditebak mana yang pro dan mana yang kontra. Jika memperoleh keuntungan dari mereka tentu dapat dipastikan yang ini yang pro. Jika tidak mendapat apa-apa pasti yang ini yang kontra. Tinggal lagi wasit akan menghitung banyak yang mana angka pengikut dua fihak tersebut. Jika banyak yang pro artinya mereka menang dan akan mendapatkan hadiah bagi pemenang, hadiah pasti berupa barang semisal jam tangan seharga milyaran rupiah, eit.. ini kan sudah dimiliki oleh salah satu dari kedua pejabat tersebut ya kan… gak usah dibahas lagi lah.. wong belinya pake uang dia sendiri..

Bahasan menjadi terlihat penting (ciaila) ketika saya tidak bisa mengakses situs web Kompasiana.com pada bowser mozila firefox, google chrome maupun browser lainnya. Dan terlihat membingungkan kenapa situs kesayangan itu ternyata bisa dibuka dengan cara menginstal atau get add-ons manager anonymoux dengan slogannya by passing of web censorship. Proses ini setelah melalui kronologis bertahap alias panjang dalam googling om google sehinga mendapatkan command seperti itu. Sebuah petunjuk yang kebetulan tidak saya sukai karena setahu saya get add-ons anonymoux (pengaya) itu akan membuka situs-situs yang terlarang atau dilarang untuk dilihat oleh Kemenkominfo. Dengan menggunakan pengaya tersebut artinya kita memakai IP Adress melalui Negara lain atau beralamat di luar Indonesia.

Tapi faktanya telah terjadi bahwa saya hanya bisa membuka situs web Kompasiana.com harus mengaktifkan pengaya tersebut. Yang menjadi tanda tanya saya, apakah situs web ini memang termasuk kedalam situs terlarang yang mesti harus dilihat dengan alamat Negara di luar Indonesia..? atau situs ini memang tidak boleh dilihat oleh saya yang kadang kala kritis mengomentari tulisan rekan-rekan kompasianer atau terkadang juga kritis dalam menuliskan sebuah artikel (ngakunya)..? dalam menulis artikel singkat ini pun saya agak ketar ketir karena ketika dibaca atau terbaca oleh jajaran Kemenkominfo khawatir IP Address akan terlacak juga trus akan diblokir atau terblokir juga oleh system yang ada.

Tulisan ini saya publish karena hanya ingin sharing and connection dengan rekan Kompasianer dan pembaca lainnya, agar kiranya ada di antara rekan maupun pembaca yang mau berbagi sedikit ilmunya tentang masalah ini sekaligus menumpahkan uneg-uneg kegemasan karena jika mengakses situs web melalui pengaya tersebut ada kendala pada saat loading yang terlalu lama dan berat. Kemudian saya mohon jangan pula tulisan ini menjadikan celah bagi para orang-orang yang tidak suka dengan saya (sepertinya tidak ada tuh..) sehingga menerapkan suatu sistem untuk meng-hack akun saya pada situs ini sehingga saya menjadi semakin tidak bisa membuka dan mengaksesnya. Jika merunut pada artikel tulisan, sepertinya saya tidaklah terlalu kritis-kritis amat, masih banyak yang kritis melebihi saya dalam menulis sebuah artikel, apalagi pada kolom komentar bahkan ada yang lebih keras lagi memberikan komentarnya. Mungkin cuma saya yang kebetulan ketiban apesnya. Semoga permasalahan ini tidak terjadi kepada rekan-rekan kompasianer lainnya dan Kompasiana akan selalu melekat dihati. Salam takzim.

NB. Oh ya.. jumlah view pembaca pada artikel saya sepertinya kembali nol lagi..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun