Mohon tunggu...
ardy nailiu
ardy nailiu Mohon Tunggu... -

Anak Timor yang suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesaktian Emak-emak

26 Februari 2018   07:30 Diperbarui: 26 Februari 2018   08:15 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muncul sebuah video viral seorang polisi lalu lintas digigit seorang Ibu yang tengah ditilangnya di Kudus, Jawa Tengah. Kompas.com memberitakan tidak hanya menggigit, Ibu tersebut juga terus marah-marah kepada sang polisi, Briptu Erlangga Hananda Seto, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Kudus, sambil mengeluarkan uang Rp 1 juta pada Kamis (22/2/2018) sekitar pukul 06.30. 

Banyak juga meme yang bertebaran di media sosial, atau bahkan mungkin yang kamu alami sehari-hari, bagaimana Ibu-ibu atau Emak-emak yang dengan rasa tak bersalah seakan ugal-ugalan saat mengendarai motor. 

Emak-emak itu bisa saja menyalakan lampu sen ke kiri dan beloknya ke kanan, atau langsung salib sembarangan, demikianpun bisa saja tidak antri dan langsung maju jadi yang paling depan.                                                              

Paradigma tentang Emak-emak yang santun dan lembut perlahan bergeser menjadi Emak-emak zaman now yang bisa tampil arogan, penuh kuat kuasa dan cenderung agresif. Emak-emak sesewaktu menjadi Emak-emak yang menyebalkan, misalnya berkendara ugal-ugalan atau menyalip antrean, bahkan berani melawan petugas sebagai bagian dari kesaktiannya. Apa yang mendorong seorang Ibu/Emak berani berbuat demikian? Lalu apa yang harus kita lakukan saat masuk dalam situasi seperti itu, ketika berhadapan dengan kesaktian Emak-emak?

Seperti yang saya rangkum dari Tempo.co, menurut Psikolog dari Pusat Informasi dan Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Anna Margaretha Dauhan, ada beberapa hal yang menyebabkan Emak-emak secara psikologis berlaku demikian, antara lain:

Seorang Ibu memiliki kekuatan tertentu

Ibu adalah permaisuri dan sekaligus kesatria dalam keluarga. Ibu bahkan merawat seorang manusia sejak dari dalam kandungan. Dorongan untuk melindungi membuat seorang Ibu bersedia melakukan apa saja, terutama jika berhubungan dengan anak dan keluarga. Kekuatan yang muncul dari dorongan untuk melindungi ini kadangkala sulit dibendung dan membuat Ibu/Emak menjadi perkasa dan condong agresif. 

Dengan kekuatan yang muncul ini, Emak-Emak tidak akan mempedulikan hal lain lagi, terutama tentang aturan dan tatatertib. Mereka hanya akan fokus dengan usahanya untuk melindungi keluarga tanpa menghiraukan norma yang mengitarinya lagi. Misalnya saja, untuk menjemput anaknya yang sudah menunggu di depan sekolah, karena berpacu dengan waktu, si Emak akan lupa memakai helm.

Tingkat pendidikan turut memengaruhi respons mereka dalam menghadapi sesuatu

Selain kekuatan yang membayangi Emak-emak di atas, terbatasnya wawasan seseorang berdampak pada ketidakpedulian sehingga mereka tidak menyadari ada risiko yang akan diterima ketika melakukan perbuatan buruk. Emak-emak mungkin melakukan tindakan nekat bukan karena ingin melindungi seseorang, tapi semata karena tidak sadar akan bahaya dan risiko dari perbuatan mereka. Hal ini yang paling sering terjadi. Bahaya tidak akan dipedulikan lagi, dan bahkan lupa menghargai nyawa mereka sendiri maupun orang lain.

Lantas bagaimana dengan reaksi sosial terhadap perilaku Emak-emak yang sakti, yang bahkan tidak sadar akan bahaya dan resiko yang bisa ditimbulkannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun