Terutama bagi para covidiot yang hidupnya mungkin bukan berlandaskan cinta, namun hanya kesenangan semata dan tidak ingin diatur.Â
Kita bisa menemukan banyak kasus di berbagai daerah di Indonesia, orang tidak menaati protokol kesehatan di masa new normal, dalam hal ini memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.Â
Padahal pada masing-masing contoh di atas, dampaknya adalah penyebaran wabah yang semakin meluas bahkan kematian.
Meskipun cinta dan pengetahuan sama-sama dibutuhkan, namun cinta lebih fundamental. Dengan cinta, orang cerdas akan mencari pengetahuan untuk membantu orang-orang yang dicintainya.Â
Mungkin pada awal pandemi banyak orang cerdas yang menggunakan cinta, mencari pengetahuan untuk mengurangi tingkat penyebaran virus.Â
Namun kali ini, banyak orang cerdas tersebut sudah lalai, menjadi covidiot. Termakan konspirasi, tidak percaya sains dan penelitian, serta sudah muak dengan media massa.Â
Biarlah mereka tenggelam dalam kepercayaan yang salah itu. Suatu saat jika kembali sadar, mereka akan berusaha sekuat tenaga berenang dan mencari pertolongan. Semoga, sebelum terlambat.Â
"Cinta tanpa pengetahuan, atau pengetahuan tanpa cinta tidak dapat menghasilkan kehidupan yang baik" - Bertrand Russel
Referensi
Russel, Bertrand. Apa yang Aku Yakini. 2019. Yogyakarta : Penerbit Circa
Kritik dan saran terbuka untuk tulisan ini