Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta, Pengetahuan, dan Covidiot

13 September 2020   08:42 Diperbarui: 13 September 2020   08:49 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana fenomena Covid-19 dilihat dari teori "kehidupan baik" milik Bertrand Russel? | Sumber : imdb.com

Kasus positif covid-19 semakin meningkat, namun kesadaran warga Indonesia semakin menurun.

Mungkin itulah kalimat yang sesuai untuk menggambarkan situasi saat ini, pada awalnya semua orang sangat rajin menjaga protokol kesehatan. Tapi sekarang malah beradu argumen dengan teori-teori konspirasi. 

"Media hanya menakut-nakuti saja!"

Lah wong gimana, media massa tugasnya memberi informasi. Sudah sewajarnya dong kalau memberi tahu keadaan terkait covid-19 Kok dibilang menakut-nakuti rakyat. 

Atau mungkin Anda yang takut? Beritanya netral, biasa-biasa saja, namun persepsi Anda yang melebih-lebihkan hal tersebut. 

Akibatnya banyak masyarakat (sebagian), sudah tidak percaya lagi dengan media dan pemerintah. Apalagi ada tuduhan kalau data kasus covid-19 yang ditunjukkan ke publik, bukanlah data yang sebenarnya. 

Data sebenarnya piye toh? Kalau pikiranmu ternyata data kasus covid-19 itu lebih sedikit dan itu hanya manipulasi. Anda menyalahkan pemerintah. 

Kalau data sebenarnya dibuka ke publik ternyata lebih banyak yang terjangkit covid-19? Ya, Anda tetap menyalahkan pemerintah juga kan akhirnya? 

Mentalitas yang selalu menyalahkan pemerintah memang bikin pusing. Tidak transparan lah, tidak becus lah dalam bekerja. Padahal warganya saja yang susah dikendalikan. 

Teori konspirasi, ketidakpercayaan dengan media dan pemerintah, dan sifat keras kepala yang membuat sikap dari sebagian masyarakat dalam menghadapi covid-19 cenderung tidak baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun