Peraturan "new normal" ini digunakan untuk membangkitkan ekonomi negara yang mengalami kemerosotan besar. Industri-industri diharapkan melaksanakan "new normal" agar lajur ekonomi bisa kembali membaik serta tidak lupa untuk melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Banyak pro dan kontra terkait peraturan "new normal" ini, seperti resiko serta kesiapan dalam pelaksaanaan peraturan tersebut dalam berbagai aspek. Contohnya seperti sekolah dan kuliah yang mungkin saja belum siap dengan adanya tatanan "new normal" untuk diterapkan.
Apalagi jika melihat anak-anak sekolah dan kuliah yang pada umumnya mereka suka berkumpul dan bermain. Selain itu orang tanpa gejala atau dikenal dengan asimtomatik yang bisa saja menjadi "carrier" covid-19 di tengah kerumunan yang sudah menjalakan tatanan "new normal".
Contoh lain yang menarik adalah di bukanya Mall atau pusat perbelanjaan. Meskipun masyarakat sudah cuci tangan dan di cek suhunya untuk memastikan keamanan dan juga kesehatan sebelum masuk ke tempat tersebut. Baik penjaga, maupun pihak lain tidak akan mengetahui orang dengan "asimtomatik carrier".
Bisa saja salah satu dari mereka yang masuk sudah terkena virus ataupun menjadi "carrier" covid-19 dan tidak menunjukkan gejala. Mereka bisa saja membawa virus dan suhu badan mereka normal. Ini yang patut diwaspadai. Apalagi apakah mereka bisa menjaga dan memastikan nantinya jika tidak terjadi kerumunan?
Ya mungkin adanya bilik disinfektan dan juga bantuan dari pihak TNI bisa menjadi jawaban dari masalah ini (sepertinya), tentunya hal ini juga harus diikuti dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang baik, seperti menjaga jarak. Segala lini masyarakat harus bisa  beradaptasi dengan situasi ini. Agar keamanan serta kesehatan jadi terjamin.
Penerapan "New Normal" Harus Disiplin dan Konsisten
Dispilin dan konsisten. Itu merupakan kunci untuk membangun kebiasaan baru. Salah satunya adalah "new normal" ini. Masyarakat harus tetap melaksanakan protokol kesehatan dimanapun mereka berada untuk mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19.
Meskipun terlihat sepele, kuncinya adalah rajin dan melakukannya setiap saat. Di rumah aja kalau tidak ada kepentingan. Cuci tangan dan memakai masker, selain itu physical distancing dan sosial distancing juga harus dilaksanakan. Namun mungkin ada yang sudah gerah dan bosan dengan kebiasaan ini.
Memang pada tabiatnya manusia itu adalah makhluk sosial dan selalu berdekatan ketika berinteraksi. Menjaga jarak saat berinteraksi menjadi tidak wajar seperti sebelumnya. Ngobrol itu berdekatan kan biasanya?
Namun kembali lagi, sekarang manusia berada di fase kehidupan yang dituntut untuk beradaptasi dengan situasi yang baru. Sama halnya belajar menggunakan smarthphone untuk pertama kali agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, manusia harus beradaptasi dengan "new normal" yang berbeda.