Covid-19 melanda berbagai penjuru dunia. Kecemasan akibat menyebarnya virus ini sudah dirasakan oleh banyak masyarakat dunia, terutama Indonesia. Selain panic buying, adanya gejala psikosomatis menjadi respon tubuh kala masyarakat mengalami rasa cemas yang berlebih.Â
Hal ini disebabkan oleh penerimaan informasi yang berlebihan terkait Covid-19, serta pemaknaan negatif terhadap suatu berita yang akhirnya mempengaruhi pikiran, perasaan, tubuh dan perilaku di masyarakat.
Selain itu di Indonesia, berbagai lapisan masyarakat sudah menerapkan #workfromhome serta #stayathome sebagai langkah social ataupun physical distancing dalam mengurangi laju penyebaran virus corona. Bahkan di Indonesia sedang ramai-ramainya membahas tentang Pembatasan Sosial Skala Besar.Â
Tetapi dalam penerapannya sehari-hari, orang-orang banyak yang merasa bosan dan suntuk. Apalagi ketika mereka berada di rumah, sering main smartphone, nonton televisi malah diterpa dan diserbu dengan segala macam berita covid-19.Â
Meski merasa "enggak kok gak cemas", tapi pastinya rasa itu tetap ada kan? Kecemasan yang kita rasakan malah dipendam seakan-akan "aku tenang, aku tenang~" malah membuat kita semakin cemas.
Sebenarnya kecemasan yang kita rasakan selama pandemi covid-19 ini ternyata adalah "energi" untuk kita bisa berkreativitas dan membuat kita tidak merasa bosan, suntuk atau cemas berlebih. Apalagi kalau "sesuatu" tersebut tidak hanya berdampak positif kepada diri sendiri, tetapi kepada orang banyak.
Benang Merah Kecemasan dan Kreativitas
"Emang ada hubungannya?"
Ternyata ya memang ada. Kecemasan individu bisa menjadi energi untuk membuat sesuatu yang baru. Contohnya di dunia seni terutama artistik, kecemasan individu digunakan sebagai inspirasi untuk membuat lukisan atau gambar baru agar meredakan kegelisahannya. Karya musik juga biasanya datang dari keresahan sang musisi terhadap peristiwa ataupun situasi dalam hidupnya.
Menurut Psikoterapis Diana Pitaru, ia menjelaskan jika kecemasan sering dirasakan oleh orang-orang kreatif. Meskipun setiap orang berbeda-beda tingkat dan kecemasan seperti apa yang dirasakan.
"Saya membayangkan Anda mengenal beberapa orang dalam hidup Anda sendiri yang cocok dengan deskripsi seorang seniman yang cemas. Atau Anda mungkin tidak menyadari bahwa mereka menyalurkan energi gugup mereka ke dalam karya seni." Parent.com pada Artikel Understanding the Fascinating Link Beetween Anxiety and Creativity