Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Manusia Takut untuk Dilupakan?

13 Februari 2020   00:04 Diperbarui: 14 Februari 2020   19:55 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari shutterstock.com

Manusia tidak ingin ditinggalkan dan diacuhkan. Memang itu benar adanya. Apalagi dalam membentuk dan mempertahankan suatu hubungan, butuh yang namanya perhatian. 

Dalam sebuah komitmen ada tanggung jawab dan konsekuensi yang harus dilakukan dan wujudnya itu perhatian. Jika Anda perhatian dengan orang terdekat, seperti keluarga, pacar, sahabat, rekan kerja-maka mereka akan memberikanmu perhatian, begitu juga sebaliknya. 

Jika Anda tidak perhatian, ya mereka mungkin akan meninggalkanmu, atau dalam bahasa kekinian, "Anda bukan prioritas utama dalam lingkaran hidupnya". Dan anda akan dilupakan.

Selain itu dengan memberikan perhatian dalam suatu hubungan seperti menolong, membantu, nongkrong bareng, curhat, dan lain sebagainya, Anda bisa diterima dan diakui sebagai "orang terdekat atau salah satu prioritas utama dalam hidupnya". Meskipun ini tidak selalu seperti itu hasilnya, dan ada beberapa yang sudah melakukan ternyata mendapat penolakan serta diacuhkan, tapi kebanyakan juga ada yang berhasil dengan cara seperti ini. 

Maka dari itu banyak orang yang sudah membentuk hubungan dekat, akan memberikan dukungan, rela berkorban dan membantu sebagai bentuk mereka ingin diingat selalu, serta salah satu upaya agar tidak ingin ditinggalkan ataupun diacuhkan oleh orang-orang terdekatnya. 

Dilupakan = Mati?

Siapa sih yang ingin dilupakan dalam suatu hubungan keluarga, sahabat, pertemanan, rekan kerja apapun itu? Tidak ada kan? Karena ketika kita dilupakan oleh orang terdekat kita dan kita merasakan itu, hal tersebut bisa berdampak terhadap psikologis kita. Individu akan rentan mengalami kecemasan, kurang termotivasi dalam rutinitas sehari-hari, hampa, serta merasa kesepian.

Pada awal-awal kita merasa dilupakan oleh orang terdekat, pasti ada perasaan sedih yang mungkin bisa bercampur amarah. Jika orang lain melihat Anda yang biasanya ceria serta semangat menjalani hari dan sekarang Anda malah terlihat murung, mereka akan heran dan bertanya,

"Kamu tumben kayak gini? Ada masalah?"

dan Anda membalas

"Enggak kok, Gapapa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun