Mohon tunggu...
Ryan Ardiansyah
Ryan Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Tak ada kosa kata yang mampu mengambarkan

Barangkali kopi kita kurang diaduk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warna Baru dalam Gerakan Sosial di Zaman Digital

31 Oktober 2020   21:23 Diperbarui: 31 Oktober 2020   21:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.disruptiveadvertising.com/wp-content/uploads/2018/12/HASHTAG-1280x720.jpg

Internet dan Menjelang Era Digital

Menjelang era digital di Indonesia kita perlu melihat bagaimana digitalisasi itu hadir dalam yang waktu yang singkat dan memberikan konteks politk terhadap perusahaan media, pemerintah dan warga. Kehadiran teknologi komunikasi pada akhir 1990an menjadi sebuah tapak tilas munculnya internet. Hadirnya, sebagai media baru yang muncul langsung dihadapi dengan sebuah ketidakpastian. Dikarenakan pada saat itu di Indonesia sendiri, yang termasuk negara di wilayah Asia tersebut mengalami krisis ekonomi dan hal ini memicu lengsernya tumbangnya kekuasaan rezim Orde Baru.

Menurut Send an Hil, dalam bukunya yang berjudul Media, Culture, and Politis in Indonesia mengatakan peran internet sangat krusial sebagai medium baru untuk menembus batas-batas sensor terhadap media cetak. Namun, demikian penggunanya hanya masyarakat perkotaan kelas menengah yang dapat menyuarakan ketidakpuasan terhadap rezim orde baru.

Sebagaimana yang diharapkan dari perpindahan pemerintahan otoriter ke demokrasi pada tahun 1998 membuahkan hasil terhadap langsap media menjadi lebih bebas. Menurut David T Hill dan Krisna Sen, The Internet in Indonesia's New Democracy mengatakan bahwa layanan kawat berita internet JOYO mengumpulkan dan menyebarkan berita setiap harinya kepada wartawan melalu surat elektronik. Layanan ini sangat berhasil, milisnya tumbuh dari 6 pengguna pada 1996 menjadi 4.000 pada 1998.

Jatuhnya Soeharto membuahkan proses yang menarik dalam dunia media Indonesia. Hal ini dikarenakan karena dunia media menjadi terbuka yang dianggap sebagai  "mahkota reformasi" yaitu UU Pres No. 40 Tahun 1999. Mahkota reformasi ini mengakhiri keharusan adanya izin pemerintah dalam menerbitkan Surat Izin Usaha Penerbit Pers (SIUPP). Secara keseluruhan menghasilkan pertumbuhan menakjubkan pada tubuh pasar media di Indonesia, tidak sampai disitu pemain dan konten jauh lebih beragam pada masa ini. Banyak melahirkan kolom pendapat dan komentar terkait isu-isu di masyarakat.

Gerakan Sosial Baru di Dunia Digital

Sebuah gagasan dan perjuangan merupakan suatu gerakan yang berupayah melakukan perubahan atas penolakan suatu kemapanan yang tidak berpihak kepada masyarakat kelas bawah dan menularkan gagasan ke lintas negara, dan hari ini Internet dan Media Sosial memberikan warna baru bagi tradisi lama itu.

Kemunculan zaman digital memberikan pengaruh terhadap masyarakat. Sebagian besar elemen masyarakat dapat mengakses informasi secara terbuka dan lebih beragam dari masa sebelumnya. Informasi ini muncul dalam media sosial, membuat masyarakat mudah dan terjangkau untuk mendapatkan informasi secara luas dan singkat.

Sehingga, suatu Informasi melalui media teknologi dan alat penunjangnya dikatagorikan sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan sekarang. Media sosial dimanfaatkan oleh sebagian orang atau kelompok untuk melakukan suatu pendekatan dan komunikasi bertujuan untuk mensosialisasikan suatu kegiatan yang memerlukan dukungan. Dalam hal ini, media sosial menjadi sebuah fasilitas komunikasi dua arah yang kita tidak dapatkan pada media konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun