Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Karena Amal Sholeh Cristiano Ronaldo

30 Juni 2016   09:09 Diperbarui: 30 Juni 2016   09:34 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selepas dari jebakan off side pemain belakang Kroasia, pemain Portugal Cristiano Ronaldo menggiring bola mendekat ke gawang Kroasia. Tak lama kemudian boleh dihempaskan. Tendangan cukup keras itu membuat penjaga gawang Kroasia, Danijel Subasic, sedikit melayang dan mampu menahan bola yang menuju ke arahnya. 

Sayang bola itu menjadi bola liar dan pemain belakang Kroasia lengah tidak mengawal Quaresma, pemain Portugal lainnya yang berdiri bebas. Dengan sedikit berlari, Quaresma menyundul bola liar itu... gooolll... Gol yang terjadi pada menit ke-117 itu membuat Portugal memenangi pertandingan dan berhak maju ke delapan besar.

Pertandingan antara Kroasia dan Portugal termasuk pertandingan dramatis. Dua kali 45 menit tak menghasilkan gol membuat pertandingan itu molor. Kemenangan Portugal yang dramatis, hampir terjadi adu pinalti bila dua kali perpanjang masih tak membuat gol, tentu kedukaan bagi Kroasia. Timnas Kroasia yang berpakaian poleng, merah-putih, di lapangan menunjukkan lebih mampu mendominasi permainan daripada negara yang pernah menjajah Timor Leste itu. Peluang-peluang gol diciptakan oleh ujung tombak Kroasia.

Sayang, inilah sepakbola, bola itu bundar. Kesebelasan yang mendominasi permainan atau yang lebih unggul dan baik belum tentu menang. Kroasia lebih bagus daripada Portugal dalam pertandingan itu namun keberuntungan berpihak pada Portugal. Di akhir usai pertandingan, justru Portugal yang mencetak gol.

Kemenangan atas Kroasia semakin menyakinkan saya bahwa selama di Piala Eropa 2016, Portugal selalu memperoleh keberuntungan. Saya menyakini Portugal selalu mendapat keberuntungan sebab kalau dilihat dalam perjalanan di babak grup dan rangking yang diraih, sungguh ‘memalukan’ negara semacam Portugal hanya nangkring di posisi ketiga di bawah Hongaria dan Islandia padahal negeri yang juga disebut Portugis itu memiliki pemain kelas dunia semacam Ronaldo dan Pepe yang keduanya adalah pemain Real Madrid.

Kalau kita amati di babak grup, tiga kali pertandingan, Portugal tak pernah menang, tak pernah kalah, selalu seri sehingga nilai yanmg diraih 3. Ia kalah produktif dengan Hongaria dan Islandia yang menang sekali, tak pernah kalah, dan seri dua kali sehingga memiliki nilai 5. Selisih gol yang lebih baiklah yang membuat Hongaria, sebuah negara Eropa yang mungkin bagi kita masih asing, berada pada rangking pertama. 

Di awal pertandingan babak grup, di atas kertas Portugal dirasa mampu membungkam Islandia, rupanya mampu ditahan oleh Islandia. Meski hasil pertandingan 1-1 namun disebut Islandia-lah yang diakui memenangi pertandingan itu. Seluruh rakyat Islandia merayakan hasil imbang itu sebab yang dihadapi adalah negara yang memiliki pemain super bintang. Secara psikologis Islandia menang, terbukti Ronaldo sewot ketika rakyat Islandia merayakan hasil itu. Ronaldo menyebut perayaan itu sebagai sebuah hal yang berlebihan.

Hasil imbang melawan kesebelasan yang baru pertama kali ikut Piala Eropa tak dijadikan pelajaran oleh Portugal, terbukti saat melawan Austria, sebuah negara kecil yang berbatasan dengan Hongaria, hasil yang diraih lebih parah, 0-0. Lebih parah? ya sebab Austria secara komposisi pemain dan pengalaman jauh di bawah Portugal. Seharusnya saat melawan Austria, Portugal bisa panen gol.

Dua kali ditahan oleh lawan, membuat pasar taruhan pesimis memandang peluang Portugal. Untuk itu tak heran di laga terakhir grup, Portugal hendak berjuang hingga titik darah penghabisan dengan tujuan memperoleh angka 3. Lagi-lagi sayang, negara itu ditahan Hongaria. Meski mampu mencetak gol sebanyak 3 kali namun hasil yang diraih imbang, 3-3. Itupun karena pemain Hongaria kelelahan dan lengah, buktinya, Hongaria di babak pertama dan kedua lebih unggul lebih dahulu.

Dilihat dari perjalanan di babak grup yang hampir kalah dan tak mampu menang dengan kesebelasan lemah semacam Austria menjadi catatan buruk. Keberuntunganlah yang selalu menaungi Portugal hingga akhirnya maju ke babak 8 besar setelah mengalahkan Kroasia di akhir waktu.

Menjadi pertanyaan apa yang membuat Portugal selalu beruntung? Ronaldo-lah yang membuat Portugal selalu beruntung. Di lapangan tak diragukan kelihaian pemain kelahiran Santo Antonio, tahun 1985, itu. Sayang di timnas ia tidak didukung oleh pemain yang setara dengan dirinya sehingga kegemilangannya tak seperti di Real Madrid atau MU. Di klub profesional, ia didukung oleh pemain yang setara sehingga kedigdayaannya terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun