Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menunggu Kekuatan China di Palestina

12 September 2025   08:47 Diperbarui: 12 September 2025   08:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam parade militer untuk memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang Dunia II yang digelar di Beijing, China, negara yang dijuluki Tirai Bambu itu memperlihatkan kekuatan alutsista-nya yang sangat luar biasa. Parade militer yang digelar mengangkat negara itu menjadi kekuatan yang tidak hanya disegani oleh Amerika Serikat dan sekutunya namun juga ditakuti tetangga dekatnya seperti India, Vietnam, Filiphina, Jepang, Taiwan, termasuk Indonesia.

Betapa tidak dalam parade militer yang dihadiri oleh sahabat terdekat bahkan negara yang sekubu, yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un, China pamer kekuatan senjata mutakhirnya seperti rudal berkepala nuklir yang jangkauannya bisa sampai ke Amerika Serikat dan Eropa. Senjata yang diikutkan dalam 'show forces' Tentara Pembebasan Rakyat itu meliputi darat, laut, dan udara, dan terlihat sangat menakutkan sehingga mampu memberi efek getar yang tinggi bagi negara-negara yang berusaha mengintimidasi China.

Lalu buat apa persenjataan yang berukuran mikro hingga segede gajah yang dimiliki oleh negara yang berhaluan sosialis itu? Jawaban pastinya untuk kepentingan China sendiri. Dengan persenjataan yang ada, China semakin leluasa bahkan congkak memaksakan kehendak atau kebijakannya dalam percaturan politik dunia.

Di Laut China Selatan, negeri panda itu akan menekan tetangga-tetangganya yang juga mengklaim memiliki wilayah laut, seperti Vietnam dan Filiphina, untuk segera patuh dan mau menuruti kemauannya. Kekuatan laut negara itu selama ini telah membuat Vetnam dan Filiphina kerepotan bahkan tak kuasa menghadapi sehingga negara yang terhimpun dalam ASEAN itu lebih memilih jalan diplomasi dibarengi dengan melawan meski kekuatan yang dimiliki tak seberapa untuk menghadang kehadiran kapal-kapal nelayan maupun kapal perang China di kawasan konflik.

Kekuatan China di kawasan Asia timur, selatan, dan tenggara membuat kawasan ini kerap dalam tensi yang tinggi. Efek getar yang dimunculkan oleh China membuat Amerika berpikir seribu kali untuk terjun langsung di Laut China Selatan maupun Timur. Bila Amerika habis-habisan di Timur Tengah untuk mendukung sekutunya, beda saat berada di Laut China Selatan. Di laut ini Amerika dalam posisi maju mundur. Bila ngotot ingin menancapkan pengaruhnya, ia berisiko menghadapi kekuatan China yang tidak semudah menghadapi negara lain seperti Iran, Irak, dan Afghanistan.

Kembali ke China, sangat disayangkan bila kekuatan yang dimiliki oleh negara ini hanya untuk kepentingan diri dan sekutunya. Bila demikian China tak ubahnya seperti Amerika di mana kekuatan yang dimiliki hanya untuk kepentingan diri dan sekutunya. Ketika kepentingan masing-masing dijadikan tujuan utama maka dunia akan berada di bawah perang kepentingan untuk memperluas pengaruh dalam bidang teknologi, ekonomi, dan militer. Beda dengan masa Perang Dunia I dan Perang Dunia yang berorientasi pada menyebarkan ideologi.

Sangat 'mulia' bila kekuatan China itu dimanfaatkan untuk ikut dalam menjaga perdamaian dan keadilan dunia. Selama ini dunia bisa dikatakan dalam posisi tidak adil, tidak imbang. Kekuatan Amerika yang mendominasi membuat peta kekuatan di berbagai kawasan menjadi berat sebelah seperti di kawasan Timur Tengah. Akibatnya tidak hanya terjadi tragedi kemanusiaan seperti di Palestina namun juga tragedi demokrasi dan ekonomi di kawasan itu.

Kejadian yang berlarut-larut selepas Perang Dunia II itu bisa terjadi karena tidak adanya kekuatan penyeimbang. China yang mulai bangkit setapak demi setapak selepas Perang Dunia II dan sekarang menjadi kekuatan dunia, baik ekonomi dan militer, seharusnya mulai mengambil peran tidak hanya di kawasan Asia bagian timur, selatan, dan tenggara namun juga di belahan dunia lainnya.

Kehadiran China di belahan dunia lainnya sangat penting agar kekuatannya mampu meredam kesewenang-wenangan Amerika. Masalah di Palestina, yang sekarang menjadi masalah serius sehingga mengubah pandangan Inggris, Perancis, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, yang selama ini menjadi sekutu Israel beralih mendukung Palestina merdeka, akan cepat terurai dan terwujudnya solusi dua negara atau Palestina merdeka bila China ikut serius berada di belakang Palestina.

Memang China kerap berusaha untuk mendamaikan masalah yang ada di Palestina namun selama ini sikapnya masih normatif. Alangkah mulianya bila kekuatan yang dimiliki mampu memaksa Israel dan Amerika untuk menyelesaikan masalah yang ada di Palestina. Peran China sangat berarti sebab proses perdamaian di Palestina bukan ditentukan oleh hukum internasional namun pada kekuatan militer dan ekonomi. Meski sudah banyak hukum internasional yang menghukum Israel termasuk Perdana Menteri Netanyahu namun semuanya tidak mampu menjeratnya karena kekuatan ekonomi dan militer Amerika yang berada di belakangnya.

Di sinilah pentingnya hadirnya China di Palestina agar tercipta tata dunia yang damai selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun